MAKASSARCHANNEL, JAKARTA – Mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, SYL merasa terhina di persidangan kasus dugaan pemerasan dan gratifikasi di Kementan.
Syahrul menyampaikan itu saat menjadi saksi mahkota di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (24/6/2024).
SYL bersaksi untuk terdakwa Direktur Alsintan Kementan Ditjen Prasarana dan Sarana Kementan tahun 2023 Muhammad Hatta dan Sekjen Kementan periode 2021–2023 Kasdi Subagyono.
“Saya merasa di persidangan ini begitu terhina. Merasa sangat tertekan dengan apa yang ada dari perjalanan persidangan selama 19 kali itu, Yang Mulia,” kata SYL.
Dia melanjutkan, “Saya lebih banyak mengamati, mendalaminya, dan merasa terheran-heran. Itu bahasa saya. Aneh karena selama ini mereka begitu dekat, saya sebagai bapaknya. Sekarang semua menunding saya, Yang Mulia.”
Tidak Bisa Main-Main Dengan Uang
Syahrul mengklaim diri sebagai sosok yang tak bisa main-main dengan uang.
Bahkan tujuannya datang ke Jakarta kala itu hanya untuk mengejar prestasi.
“Saya percaya bahwa saya orangnya enggak biasa main-main dengan uang. Saya hanya datang ke sini, ke Jakarta untuk mengejar prestasi dan menurut saya ini sudah dilakukan,” ujarnya.
Mantan gubernur Sulawesi Selatan itu juga menyebut telah menjabarkan perintah presiden dan perintah negara ke seluruh dunia.
Jabarkan Perintah Presiden
“Saya menjabarkan perintah presiden dan perintah negara ke seluruh dunia, dan itu juga saya lakukan dengan baik. Itu bantuan Sekjen, bantuan dirjen-dirjen,” tegas Syahrul.
Namun, dia kini berstatus sebagai terdakwa dan menjalani masa-masa yang paling hina sepanjang karirnya sebagai birokrat selama lebih dari 30 tahun.
Mengingat selama persidangan, Syahrul merasa dituding sebagai koruptor.
“Sekarang ini sepertinya saya dalam posisi paling hina dalam kehidupan yang selama 30 tahun saya melakukan ini,” kata Syahrul.
“Saya berharap ini bagian dari perjuangan saya, tetapi ternyata dari perjalanan ini, seperti ini lah kondisi saya, saya menjadi pencuri, saya orang koruptor, saya disogok-sogok, seperti itu,” jelasnya.
Ia mengatakan, sebagai imbas kasus tersebut, hinaan tidak hanya mendera dia, tetapi juga anak dan istrinya.
Ia pun melayangkan protes kepada Presiden Jokowi karena dirinya saat ini menjadi terdakwa kasus korupsi.
Komplain Presiden Jokowi
SYL menilai negara seharusnya memberikan penghargaan atas kinerjanya sebagai menteri. Bukan malah menjadikannya sebagai pesakitan.
“Saya tidak menagih, Yang Mulia. Tapi mestinya negara memberikan penghargaan kepada saya. Saya komplain kepada (Presiden) Jokowi,” tegas SYL.
Ia menyinggung data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait kinerja Kementan di bawah kepemimpinannya.
SYL mengatakan Kementan memberikan kontribusi sebesar Rp15 triliun kepada negara setiap tahunnya.
“Izin, Yang Mulia. Dari data BPS yang saya miliki, saya tidak pernah berkontribusi di bawah 15 triliun setiap tahun,” kata Syahrul.
Siap Masuk Penjara
Dia menjelaskan, “Bapak cuma cari 44 miliar selama 4 tahun. Terdiri dari parfum dan lain-lain. Saya cuma mau menuntut keadilan.”
“Enggak usah lah hargai saya. Saya siap masuk tahanan. Saya siap masuk penjara, tapi hargai apa yang disampaikan orang-orang ini,” kata Syahrul.
Sebagai informasi, dalam kasus ini, SYL diadili atas dugaan pemerasan senilai hingga Rp44.546.079.044 dan gratifikasi dianggap suap sejumlah Rp40.647.444.494 selama periode 2020-2023.
Jaksa menduga SYL melakukan tindak pidana tersebut secara bersama-sama dengan Kasdi dan Hatta. (aka)