Saat dikonfirmasi, Nurlinda Taco, hanya mengklarifikasi soal jumlah dengan mengatakan, “Awalnya permintaan 100 ekor namun disetujui 40 ekor, besaran nilai Rp 340 juta, dananya dikirim ke rekening Yayasan FIK-KSM. Kemudian sapi sebanyak 40 ekor itu telah kami serahkan ke dua kelompok peternak pada tanggal 15 Februari 2018.”
Salah satu tokoh muda Takalar saat dimintai pandangannya melalui telpon, Minggu (7/7/2019), mengatakan, “Sebagai masyarakat Takalar senang dengan ide yang baik dari teman-teman Yayasan FIK-KSM dan mestinya kelompok peternak yang mendapat kesempatan itu memanfaatkannya dengan baik. Namun, dalam perjalanannya, entah mengapa antara FIK – KSM dan pendamping kelompok saling serang seperti diberitakan dilansir beberapa media daring.”
Baca Juga :
Inspektorat Jenderal Kemendagri Akan Periksa Mantan Kepala Bapenda Sulsel
Tokoh muda ini mengatakan, “Andai saja semua rencana seperti yang terpapar di proposal, maka boleh jadi tiap tahun program bantuan sapi CSR dari Bank Sulselbar akan berlanjut, namun fakta lapangan berbicara lain.”
Dia menyebut sejumlah indikator yang menunjukkan bahwa program ini menyimpan sejumlah masalah. Pertama, mengapa mencari tempat penampungan sapi pada malam hari. Kedua, kesan yang muncul FIK-KSM hanya mengejar keuntungan, setelah uang masuk rekening Yayasan maka pihak Pemkab tidak dilibatkan lagi. Akibatnya, Pemkab lepas tangan seperti pernyataan bidang peternakan pada Dinas Pertanian Takalar.”
“Pada titik ini, saya ingin katakan bahwa pihak Yayasan FIK-KSM tidak profesional seperti diuraikan pada proposal sebagaimana terurai dalam proposal, akibatnya ada pihak yang mendorong agar masalah ini ke aparat penegak hukum,” katanya. (kin)
