Gerbang masuk Kawasan Adat Ammatoa Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. (Foto : Dok. Ahmadi, mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar)
MAKASSARCHANNEL.COM – Hari itu, pekan pertama Mei 2019, bersama teman-teman berkunjung ke Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, melaksanakan tugas mata kuliah fotografi. Di pagi hari yang masih menyisakan embun menyejukkan hati dan fikiran, saya mempersiapkan diri untuk hunting. Semangat yang menggebu-gebu mewarnai pagiku yang sejuk. Saya akan menuju Bulukumba, tempat kelahiran saya. Di sini pula saya menghabiskan masa kanak-kanak hingga remaja.
Untuk pertama kalinya kegiatan hunting ini (proses pengambilan gambar di luar daerah) saya ikuti. Jarum jam baru menujukkan pukul 08.00 Wita, saya sudah bersiap-siap meski pemberangkatan baru akan dilakukan seusai salat Lohor.
Setelah semua ngumpul lengkap dengan peralatan hunting, rombongan yang berjumlah 13, perjalanan yang relatif jauh ini sungguh menantang, sehingga ada beberapa kawan yang nyaris mengurungkan perjalanannya.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 5 jam, kami akhirnya tiba di Desa Tibona, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, dan akan menginap rumah salah seorang anggota rombongan (Syahrul Akram) yang sudah berangkat mendahului rombongan.
Baca Juga :
Polisi Tangkap Pengancam Penggal Kepala Jokowi
Ahmadi, mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar, melaporkan, udara sejuk menyelimuti rombongan saat menuju Desa Tibona.
Ada kisah menarik dalam perjalanan ini. Sebagai putra Bulukumba, saya diharapkan menjadi guide menuju Desa Tibona. Harapan yang membuat saya malu. Gegaranya, ketika kami berada di Desa Bonto Manai, Kecamatan Bulukumpa, justru tidak mengetahui arah yang akan kami tuju. Intinya, kami tersesat.