Partispasi dan kontribusi orangtua itu cukup beragam. Mulai dari kerajinan tangan berbahan daur ulang, membuat kebun di belakang sekolah, mengecat ruang kelas, hingga membangun pagar tembok sekolah. Bila ada yang tidak sempat hadir, mereka suka rela menyumbang makanan.
Dari proses partisipasi itu, diperoleh pembelajaran bahwa paguyuban orangtua siswa sangat bermanfaat. Di antaranya, komunikasi antara orangtua makin akrab, komunikasi antara orangtua dengan guru kian tercipta. Bahkan menumbuhkan rasa kekeluargaan sesama warga SD Hang Tuah.
Berita Terkait :
Peletak Dasar Literasi Ada Di Sekolah
Ima Karuniawati, orangtua dari Ardana Setya Juang Bahari yang duduk di kelas 5, menyampaikan bahwa memang ada kebutuhan untuk membentuk paguyuban orangtua mengingat aktivitas sekolah berjalan kontinyu dan sekolah butuh dukungan dari orangtua dan berbagai pihak.
Dia mencontohkan, yang paling sederhana ketika ada siswa sakit. Tadinya dibezuk hanya perorangan. Setelah paguyuban dibentuk, urusan seperti ini ditangani oleh paguyuban karena informasi cepat disebar dan dicarikan bantuan sebagai bentuk dukungan dan panggilan kemanusiaan.
Dia berterima kasih karena sekolah telah memfasilitasi dan memberi ruang partisipasi bagi orangtua yang memudahkan orangtua siswa menindaklanjuti kegiatan-kegiatan paguyuban. Dia mengapresiasi sekolah punya beragam kegiatan ekstrakurikuler untuk menumbuhkan kreativitas dan bakat-bakat siswa.
Pada kesempatan itu, bukan hanya nama PuSPA yang didiskusikan tapi juga literasi kemaritiman yang akan jadi fokus SD Hang Tuah. Bahkan, beberapa guru berencana membentuk kelas menulis, sekaligus menyalurkan hobi mereka. (her)