MAKASSARCHANNEL, JAKARTA – Polda Metro Jaya kerahkan ribuan aparat kawal demo pemilu curang di depan Gedung DPR/ MPR, Selasa (5/3/2024).
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro melalui keterangan tertulis, Selasa (5/3/2024), mengatakan sebanyak 3.929 personel amankan demo tersebut.
Ribuan aparat itu merupakan personel gabungan dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, TNI, Pemda DKI, dan instansi terkait.
Susatyo menyebut ribuan aparat yang kawal demo pemilu curang akan menempati sejumlah titik di sekitar Gedung DPR untuk mencegah massa masuk ke kawasan DPR/ MPR.
Rekayasa lalu Lintas
Terkait rekayasa lalu lintas di sekitar Gedung DPR, Susatyo mengatakan, situasional. Tergantung situasi di lapangan dan jumlah massa yang mengikuti aksi.
Kalau massa di depan DPR/MPR RI banyak dan eskalasi meningkat, arus lintas yang akan mengarah ke depan Gedung DPR/MPR RI akan dialihkan.
Kendaraan dari jalur dalam tol yang akan menuju pintu keluar tol di depan DPR/MPR RI ditutup dan diluruskan ke arah Slipi.
Susatyo mengimbau pimpinan aksi menyampaikan orasi yang santun dan tidak memprovokasi massa.
Ia mengingatkan massa tak merusak fasilitas umum serta menghormati dan menghargai pengguna jalan yang akan melintas di depan gedung DPR.
“Dengan persiapan dan kesiapan pengamanan yang sudah kami lakukan, kami mengimbau semua pihak selalu menjaga keamanan dan ketertiban, sehingga kegiatan aksi unjuk rasa nanti dapat berjalan dengan aman, tertib dan kondusif,” ujarnya.
15 Tuntutan
Salah satu elemen masyarakat yang akan demo adalah Koalisi Nasional Penyelamat Demokrasi.
Mereka menggelar demo bertajuk ‘Masyarakat Sipil Selamatkan Demokrasi Indonesia’ untuk menolak pemilu curang.
Koordinator aksi, Meri, mengklaim lebih 1.000 orang yang hadir dari pelbagai elemen masyarakat, baik mahasiswa, buruh hingga aktivis dan akademisi.
Meri menyebut ada 15 tuntutan yang dibawa dalam aksi ini. Antara lain menolak hasil pemilu 2024 yang curang dan turunkan harga sembako.
Serta mendesak DPR menggelar hak angket terhadap kecurangan pemilu tersebut.
Teriakan dugaan kecurangan makin nyaring usai pemungutan suara Pemilu 2024 tanggal 14 Februari 2024.
Sirekap
Protes itu berasal dari pelbagai elemen masyarakat dan para kandidat yang bertarung dalam kontestasi.
Kecurangan ini disuarakan tim Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Dua paslon ini berdasarkan Sirekap dan hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga survei menduduki peringkat dua dan tiga dalam perolehan suara.
Dugaan kecurangan salah satunya dipicu permasalahan dalam Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) yang digunakan KPU.
Selain itu, kecurangan diduga terjadi jauh sejak sebelum pencoblosan. (aka)