Namun demikian, Prabowo memastikan tanah yang dimaksud tak akan dikembalikan jika tanah itu nantinya jatuh ke orang asing.
“Tapi, daripada jatuh ke orang asing, lebih baik saya yang kelola karena saya nasionalis dan patriot,” teas Prabowo.
Sindiran Jokowi itu muncul saat diberi kesempatan menanggapi pernyataan Prabowo soal komitmen dan strategi pelaksanaan reform agraria.
Awalnya Jokowi menjelaskan capaian pemberian konsensi lahan untuk masyarakat adat, hak ulayat, petani, dan nelayan yang selama dua tahun ini telah dibagikan 2,6 juta hektare dari 12,7 hektare yang disiapkan.
Baca Juga :
Wagub Pertanyakan Data Buta Aksara di Sulsel
“Kita juga mendampingi mereka agar tanah-tanah yang kita berikan ini menjadi produktif. Ada yang mereka tanami kopi, ada yang mereka tanami buah-buahan, ada yang mereka tanami jagung. Artinya, tidak hanya memberikan konsesi lahan tapi juga mendampingi agar tanah-tanah itu produktif,” ujar Jokowi.
Jokowi mengklaim, di tahun 2017 sudah dibagikan 5 juta sertifikat dan 7 juta sertifikat di 2018.
“Untuk apa itu. Sebenaranya pembagian sertifikat itu agar mereka memiliki hak hukum atas tanah yang mereka miliki. Hak hukumnya jelas lewat sertifikat tadi dan dengan sertifikat tadi mereka bisa gunakan untuk jaminan, untuk agunan mengakses permodalan ke bank , sisi hukumnya ada, sisi akses ke sektor keuangan ada,” ujar Jokowi.