MAKASSARCHANNEL, PINRANG – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pinrang diwakili Kabid Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PTK) Hasrijal SPd MPd membuka Lokakarya 7 Program Pendidikan Guru
Penggerak (PGP) Angkatan 8 Kabupaten Pinrang.
Lokakarya Panen Hasil Belajar yang berlangsung di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pinrang, Sabtu (2/12/2023) itu, dihadiri 54 calon guru penggerak (CGP) dan kepala sekolah tempat mereka mengajar, serta
stakeholder pendidikan di daerah tersebut.
Hadir pula pendamping dari Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Sulawesi Selatan; Adnan Arif, Irhandi Amirin, Firna Sari, dan Rusdy Embas, serta dua fasilitator dari Maluku.
Kabid PTK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pinrang Hasrijal dalam sambutannya mengatakan, guru penggerak berperan besar dalam memajukan pendidikan dan merupakan aktor inti dalam mewujudkan profil pelajar Pancasila.
Hasrijal mengklaim, Pinrang merupakan salah satu kabupaten yang memiliki banyak guru penggerak. Angkatan delapan ini saja, katanya, diikuti 54 guru. Untuk angkatan sembilan yang sementara proses ada 125 orang calon guru penggerak.
Dia mengapresiasi para calon guru penggerak karena di tengah kesibukannya mengikuti progam PGP masih tetap menjalankan perannya dengan baik di sekolah tempatnya mengabdi.
Hasrijal juga memuji kehadiran guru penggerak yang banyak membantu teman-temannya di sekolah menjadi lebih baik. Apalagi, guru penggerak ini memang merupakan calon kepala sekolah di masa depan.
Dia mengungkapkan, guru penggerak yang diangkat menjadi kepala sekolah oleh Bupati Pinrang sudah mendekati 30 orang dan 6 tenaga pengawas. Secara keseluruhan, sudah 58 persen guru penggerak yang diberi amanah sebagai kepala sekolah.
Sementara itu, Kepala BBGP Sulawesi Selatan diwakili Adnan Arif dalam sambutannya mengatakan, 54 calon guru penggerak dalam program Pendidikan Guru Penggerak angkatan delapan tersebut telah mengikuti proses belajar sekitar tujuh bulan, mulai Mei hingga Desember 2023.
Selama tujuh bulan itu, menurut Adnan, mereka belajar secara hybrid. Sebanyak 80 persen pelajaran dilakukan secara daring dan 20 persen lainnya secara luring dalam bentuk lokakarya.
Lokakarya ke delapan ini merupakan Panen Hasil Belajar. Karya mereka terpajang di 11 stand di aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pinrang, selama lokakarya berlangsung, Sabtu (2/12/2023).
Setelah lokakarya tersebut, 54 CGP diharapkan kembali ke sekolah masing-masing membangun komunitas dan menjadi pemimpin perubahan.
“Kami serahkan kembali kepada bapak kepala sekolah, calon guru penggerak ini untuk melaksanakan tugasnya,” katanya.
Adnan mengisahkan beberapa pengalaman yang dituturkan sejumlah guru peserta PGP kepadanya. Khususnya, terkait manfaat mengikuti pelajaran selama tujuh bulan pembelajaran. Mulai dari guru “killer” hingga guru
“gaptek” bisa berubah menjadi lebih baik selama proses belajar sebagai CGP.
Di momen yang sama, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah X Sulawesi Selatan diwakili Idham mengatakan, lokakarya Panen Hasil Belajar calon guru penggerak ini merupakan momentum penting yang terlihat dari produk yang dihasilkan selama proses belajar.
“Ini baru merupakan awal, karena setelah ini, setiap guru penggerak harus menjadi pembimbing bagi guru lain di sekolahnya dan harus menjadi contoh di sekolah masing-masing melalui karyanya,” katanya.
Pada kesempatan itu, Kepala SMPN 1 Langnga Pinrang, Dalle, memberi testimoni yang antara lain mengatakan, kehadiran guru penggerak menambah aset sekolah. Banyak program yang lahir dari ide-ide mereka.
Sebagai sekolah penggerak, katanya, SMPN 1 Langnga Pinrang saat ini memiliki empat guru penggerak dan satu pengajar praktik.
“Jika guru penggerak berkolaborasi dengan sekolah penggerak, bakal banyak menghasilkan program luar biasa,” katanya.
Kepada calon guru penggerak dan guru penggerak, Dalle berpesan tetap menghargai kepala sekolah, dengan tetap berkomunikasi yang baik. Tetap melapor kepada kepala sekolah jika akan melakukan sesuatu di sekolah
Disebutkan, selama mengikuti kegiatan pembelajaran sebagai calon guru penggerak, mereka tidak pernah melalaikan tugasnya di sekolah karena selalu mampu menyesuaikan antara tugas mengajar kegiatan belajar. (re)