Panggung Puisi Di Perayaan 11 Tahun Komunitas Anak Pelangi

Kalangan ibu-ibu Komunitas A-Pel pun tampil percaya diri membaca puisi, yakni Bu Jawari dan Bu Rostina. Merka tampil bersama membaca puisi dua bahasa berjudul, 11 Tahun Bersamamu yang dibaca penuh haru. Sedangkan Bu Hamriana dan Bu Rahmatia membaca puisi Lakekimae karya Syahrir Patakaki Daeng Nassa yang diambil dari buku Sanja Mangkasara Attayang Ri Masunggua.

Dua anak binaan K-Apel, Putra dan Uga, juga dengan lantang membaca puisi Panggil Aku Daeng karya Rusdin Tompo. Puisi tentang pentingnya menjaga nilai budaya Sulawesi Selatan dan jati diri sebagai orang Makassar itu, mampu dibawakan keduanya dengan baik. Putra dan Uga tampil mengenakan busana adat Sulawesi Selatan.

“Selama ini, puisi Panggil Aku Daeng dibawakan oleh orang dewasa. Ternyata, dibacakan oleh anak-anak juga cocok,” ujar Rusdin Tompo, aktivis dan penggiat literasi dari Komunitas Puisi (KoPi) Makassar, yang hadir di antara undangan.

Berita Terkait :
Mahasiswa Unhas KKN Di Komunitas Anak Pelangi

Penyair Syahrir Patakaki Daeng Nassa, yang diundang untuk membaca Sanjak Mangkasara, mengaku senang melihat penampilan warga membaca puisi. Hari itu, lelaki berkacamata yang hobi mengenakan topi itu, membaca karyanya berjudul Pakkallik atau Benteng. Puisi ini, katanya, akan dimasukkan ke buku keduanya, yang tak lama lagi bakal diterbitkan.

Rosita Desriani dan Muhammad Naafi Ramadhan, merupakan dua pembaca puisi yang juga sengaja diundang tampil dalam acara yang dihadiri oleh Lurah Parang Tambung, Isvan Qadar Djachrir, S.STP, dan anggota DPRD Kota Makassar, Yeni Rahman, tersebut.

Rosita Desriani membaca puisi Pestaku Dukaku Sendiri karya Aliem Prasasti, sedangkan Muhammad Naafi Ramadhan membaca puisi karya Ram Prapanca berjudul Sukmaku di Tanah Makassar.
Undangan yang hadir dalam acara peringatan 11 tahun K-Apel ini, tampaknya cukup terhibur dengan sajian parade pembacaan puisi ini. Mereka menyimak saat puisi dibacakan, dan memberi aplaus begitu selesai dibacakan.

Para undangan, antara lain: Ketua LPM Barombong Syamsul A Mansyur Daeng Ngawing; pustakawan Dinas Perpustakaan Kota Makassar Tulus Wulan Juni; dan pustakawan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulsel Zahir Juwana. Hadir pula Kabag Pengelolaan Limbah dan Sampah DPLH Sulsel, Dra Rahmawaty, M.Si, Kabag Umum KPPN Makassar II Gunawan Setiono, dan jurnalis Rusdy Embas.

“Banyak ibu-ibu yang mau tampil baca puisi. Cuma waktunya dibatasi, jadi hanya beberapa yang tampil,” ungkap Bang Mamang usai acara. (har)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *