Lelaki Ahmad memperlihatkan luka memar di perutnya akibat pukulan yang diduga dilakukan oknum wartawan di depan penyidik Polres Takalar. (Foto : M Said Welikin/MAKASSARCHANNELCOM).
MAKASSARCHANNEL.COM – Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Tak berlebihan jika peribahasa ini disematkan pada Ahmad yang tinggal bersama bapaknya yang tunanetra setelah ibunya wafat.
Ahmad yang ditemui wartawan ruang SPKT (Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu) Polres Takalar, Kamis(15/01/2020) malam, menceritakan tujuannya datang ke Polres untuk mengadukan perbuatan seorang oknum jurnalis.
Warga Dusun Kunjung, Desa Sandrobone, Kecamatan Sandrobone, Kabupaten Takalar, yang lahir 14 Desember 2002, ini menceritakan kisah pilu yang dialaminya, Selasa (7/1/2020) malam.
Dia bercerita sembari memperlihatkan luka memar di bagian dadanya.Ahmad bertutur, pada saat itu, dia dijemput oleh Tim Resmob Takalar untuk dibawa ke Polres atas laporan keluarga pacarnya. Ketika berada di ruang belakang Polres Takalar, sekira pukul 21.00 setempat (jam 9 malam), tangan kirinya tiba-tiba ditarik oleh seseorang ke lorong gelap di dekat toilet dan tanpa bicara apa pun, lelaki yang diketahui bernama Sibali itu langsung menendang dan memukuli bagian perut dan dadanya.
Baca Juga :
Penertiban Stadion Mattoanging Ricuh, Satpol PP Terluka
Saat mendapat perlakuan dari itu, Ahmad mengaku tidak berani berteriak minta tolong karena takut sehingga hanya menahan rasa sakit saja. Apatah lagi, Ahmad menduga jika yang memperlakukannya secara kasar itu adalah, oknum polisi karena berada di lingkungan Polres Takalar.
“Saya sangat takut sehingga diam saja menahan rasa sakit. Jika malam itu ajalku menjemput pun saya diam karena dia pasti seorang polisi,” jawab Ahmad dengan mata menerawang tanpa ekspresi.
Ahmad mengaku, pukulan yang dialaminya tak hanya di lorong saja. Di hadapan penyelidik pun dia masih dihantam oleh oknum wartawan itu menggunakan sandal kulit yang dikenakannya, sehingga mengakibatkan bibirnya pecah dan luka. Dia memperlihatkan luka di bibir dan gusi bagian kiri.