GURU Matematika ini mengaku sangat beruntung bisa lolos seleksi Calon Guru Pengerak (CGP) Angkatan 8 tahun 2023. Bahkan, sekarang sudah menjadi Pengajar Praktik yang bertugas mendampingi calon guru penggerak, khususnya setelah pelatihan selama enam bulan.
Tugas utama Pengajar Praktik sebagai pendamping guru penggerak dalam proses pendidikan guru penggerak. Selain itu, Pengajar Praktik berperan juga sebagai orang yang berbagi praktik baik, mengevaluasi, dan memberikan umpan balik kepada calon guru penggerak selama pendidikan sembilan bulan.
Setelah mengikuti pembelajaran sebagai calon guru penggerak sekira enam bulan lamanya, Nurhidayah mengaku merasakan manfaat luar biasa yang nyaris tak terbahasakan.
Guru SMP Negeri 1 Mattirosompe Kabupaten Pinrang ini berkisah, sejak ikut pembelajaran calon guru penggerak dan sekarang menjadi Pengajar Praktik, kepercayaan dirinya meningkat pesat. Khususnya dalam berkomunikasi.
“Saya menjadi lebih percaya diri sekarang dibanding sebelumnya. Dulu kalau mau bicara di depan umum, harus bikin konsep dulu baru berani tampil. Kalo sekarang bisa bicara langsung,” kata Nurhidayah di sela Lokakarya 7 Program Pendidikan Calon Penggerak Angkatan 8 di Aula Dinas Pene]didikan dan kebuadayaan Kabupaten Pinrang, Sabtu (2/12/2023).
Dalam menghadapi anak didik, katanya, guru mata pelajaran Matematika ini, merasakan perbedaan yang sangat signifikan. Dia menyebut, itu karena adanya keyakinan kelas. Kesepakatan bersama dari semua anggota kelas, tanpa ada paksaan.
Dengan keyakinan kelas, lanjut Nurhidayah, semuanya menjadi tertib. Bukan karena siswa dipaksa tetapi lebih pada tanggung jawab dari setiap siswa. Alasannya sederhana, karena keyakinan kelas dibentuk secara bersama-sama maka itu menjadi tanggung jawab bersama para siswa untuk menaatinya tanpa ada paksaan.
Fungsi keyakinan kelas ini juga menjadi alat pengendalian diri agar siswa belajar untuk bersikap, baik di sekolah maupun di rumah.
Berbekal pengalaman sebagai calon guru penggerak, Nurhidayah juga merasakan bisa menghadapi siswanya meski dengan karakter dan latar belakang yang berbeda.
Dia berusaha memahami esensi Kurikulum Merdeka dengan mendalami cara berpikir dan kebiasaan siswanya. Bahkan dia tak sungkan mengikuti trend anak-anak sekolah dengan mempelajari jargon-jargon yang mereka gunakan dalam kesehariannya sehingga benar-benar bisa nyambung saat berkomunikasi dengan siswa.
Tentang respons sesama guru yang belum berkesempatan menjadi guru penggerak, Nurhidayah punya cerita sendiri. Kehadiran guru penggerak di sekolah menularkan nilai positif, sehingga merasa terbantu dengan
kehadiran guru penggerak. Apatah lagi, kepala sekolahnya juga sudah guru penggerak angakatan pertama.
“Sekarang lebih enak karena ada yang ditemani kolaborasi. Bahkan makin banyak guru yang berminat mendaftar sebagai calon guru penggerak, setelah melihat bagaimana guru penggerak berkegiatan di sekolah,” katanya.
Apalagi, sejak menjadi calon guru penggerak lebih banyak dilibatkan jika ada kegiatan di sekolah. Tak jarang mereka diminta memberi pendapat oleh kepala sekolah.
“Alhamdulillah. Sekarang semakin banyak yang beminat mendaftar. Apalagi, selain meningkatkan kemampuan individu ada juga reward yang diberikan,” katanya tersenyum.***
*) M Rusdy Embas, Pemimpin Redaksi MAKASSARCHANNEL.COM