Saya lebih suka menyebut buku otobiografi Kak Dahlan Abubakar ini sebagai Reportase Kehidupan. Itu karena Lorong Waktu berkisah tentang aktivitas penulisnya dari anak desa di Bima, Nusa Tenggara Barat, sana, hingga menjadi anak kota sejak masuk Makassar menimba ilmu.
Perjalanan Kak Dahlan ke Makassar ketika itu tidaklah mudah. Butuh waktu sepekan untuk tiba di Kota Anging Mammiri, menumpang perahu sederhana mengarungi samudera yang gelombangnya kadang tak bersahabat.
Dalam prolog yang dibuat Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Prof Dr Ahmad Thib Raya MA, menyebut Kak Dahlan sebagai pembuka jalan bagi pemuda di desanya menuntut ilmu di Makassar, dengan segala dinamikanya. Perintis Jalan Kesuksesan.
Di Makassar, Kak Dahlan memilih Jalan Petta Punggawa sebagai tempat tinggalnya. Rumah yang mereka sebut Asrama Goyang ini terletak tak jauh dari Kampus Unhas Barayya. Mereka tinggal berempat, sesama anak perantauan asal Bima.
Pilihan berani Kak Dahlan mengambil Jurusan Sastra Timur yang kini berubah menjadi Sastra Indonesia ternyata membawa berkah dalam perjalanan karirnya sebagai jurnalis. Dia menyebut pilihan berani, karena dialah satu-satunya mahasiswa di angkatannya yang mengambil jurusan yang “tidak pouler” tersebut.
Tetapi justru pilihan berani itulah yang membawanya bertemu dengan tokoh tempatnya belajar menulis, Ishak Ngeljaratan. Kak Dahlan mengaku, dari dosen yang disebutnya sebagai mahaguru itulah, Dia menimba ilmu menulis secara teoritik.
Kini, tokoh pers Sulawesi Selatan versi Dewan Pers ini sudah memanfaatkan 25 tahun usianya sebagai wartawan. Tak berbilang karya jurnalistik yang telah dihasilkan. Kak Dahlan memang sangat produktif menulis.
Saya teringat lagi, ketika masih sama-sama menjadi wartawan Harian Pedoman Rakyat Makassar. Setiap rapat bulanan tanggal 25, hampir bisa dipastikan, karya Kak Dahlan lah yang terbanyak dalam daftar produksi berita bulanan. Itu, karena di tangannya, apapun bisa jadi berita.
Setelah peluncuran otobiografinya yang sarat pelajaran bagi kawan jurnalis muda, sejumlah buku Kak Dahlan juga sudah masuk antrean dicetak. Salah satunya, buku tentang Kahar Muzakkar. Selamat Kak Dahlan, ditunggu karya selanjutnya. Terima kasih sudah berbagi ilmu di LORONG WAKTU.***
*) Rusdy Embas, Pemimpin Redaksi MAKASSARCHANNEL.COM