Kepala BBGP Sulsel Tutup Program PGP Angkatan 9

Setelah berlangsung pembelajaran selama enam bulan, Kepala BBGP Sulsel tutup Program PGP Angkatan 9 secara daring, Selasa, 28 Mei 2024

MAKASSARCHANNEL.COM – Setelah berlangsung pembelajaran selama enam bulan, Kepala BBGP Sulsel tutup Program PGP Angkatan 9 secara daring, Selasa, 28 Mei 2024.

Kepala BBGP Sulsel Dr Arman Agung MPd dalam sambutannya mengatakan, program Guru Penggerak (PGP) merupakan salah satu program utama Kemendikbudristek.

Program yang digawangi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek ini adalah transformasi kepemimpinan pendidikan melalui program PGP.

Pendidikan Guru Penggerak menyiapkan pemimpin pembelajaran yang menerapkan Merdeka Belajar untuk mendorong tumbuh kembang murid secara holistik aktif dan proaktif mewujudkan profil Pelajar Pancasila.

Pemikiran Ki Hajar Dewantoro

“Cita-cita Program Guru Penggerak menghidupkan kembali pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantoro di ruang-ruang kelas di Indonesia,” kata Arman Agung.

Tidak hanya sebagai lipstik atau pemanis kata saja. Tetapi benar-benar mengimplementasikannya dalam dunia pendidikan sebagai bentuk kearifan pendidik dan tenaga atau pendidikan mengantarkan peserta didik menjadi
generasi pembelajar sepanjang hayat yang memahami keunggulan.

Selanjutnya, mampu mengoptimalkannya sebagai peserta didik yang sadar akan kelemahannya untuk bisa mengeliminirnya menuju terwujudnya profil Pelajar Pancasila.

Menjadi pribadi yang mampu bertanggung jawab bagi diri, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negeri ini dengan segala keberagamannya yang berpuncak pada eksistensi sebagai seorang problem solver andal.

Pemimpin Pembelajaran

PGP merupakan implementasi kebijakan Merdeka Belajar episode ke-5 untuk mewujudkan guru yang berdaya dan memberdayakan, guru yang memiliki kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran.

Sekaligus sebagai motor penggerak yang tergerak, bergerak, dan diawali dalam menggerakkan pendidik dan tenaga kependidikan di sekitarnya.

Guru penggerak diharapkan dapat mewujudkan Merdeka Belajar untuk pembentukan karakter profil Pelajar Pancasila, dengan menjadi guru yang mandiri dan reflektif.

Guru yang berpihak pada murid, memiliki manajemen pembelajaran yang baik, melakukan inovasi dan kolaborasi dalam pengembangan pembelajaran yang berperilaku sesuai kode etik.

Program pendidikan guru penggerak ini memberikan bekal kemampuan kepemimpinan pembelajaran. Begitu pula pedagogi pada seluruh guru sehingga mampu menggerakkan komunitas belajarnya.

Aktor Pendidikan Guru Penggerak

Terdapat aktor pada pendidikan guru penggerak untuk menyukseskan program ini.

Yaitu instruktur, fasilitator, dan pengajar praktik yang bertugas secara daring dan luring menghasilkan guru penggerak berkualitas dan mampu melakukan dan menaklukkan perannya.

“Dan untuk itu, pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih, penghargaan, dan apresiasi yang setinggi-tingginya,” kata Arman.

Terdapat nilai sebagai guru penggerak yang harus senantiasa menjadi dasar filosofi dalam melakukan tugas. Yaitu menyenangkan karena berpihak kepada kepentingan murid atau anak didik dan memiliki daya saing.

Lima Peran Guru Penggerak

Karena ia reflektif, memiliki daya sanding. Karna ia kolaboratif memiliki daya lentur. Karena ia inovatif dan tentu saja berdaya lenting karena kemandiriannya.

Ini harus menjadi perhatian seluruh calon guru penggerak yang hari ini akan dilantik menjadi guru penggerak.

Arman mengingatkan bahwa peran guru penggerak minimal ada lima yaitu menjadi pemimpin pembelajaran coach bagi guru-guru lain, pendorong kolaborasi mewujudkan kepemimpinan murid.

Penggerak komunitas praktisi dan yang tidak kalah pentingnya adalah mengutamakan dan mengedepankan tugas dan kewajibannya sebagai pendidik di satuan pendidikan masing-masing.

Tanpa kemampuan untuk membuktikan itu maka sertifikat kelulusan sebagai guru penggerak hanyalah sebuah kertas belaka tanpa makna yang bisa diibaratkan sebagai pepesan kosong.

Tena singkamma bulu na tingkokona,” kata Arman Agung.

Bukan Elitisme

Selain itu, dilarang bergerak bukan sebagai sebuah euforia bukan sebagai suatu bentuk elitisme yang mengkotakan yang bergerak dan yang bukan.

Bukan pula sebagai penanda kehebatan atau keunggulan yang perlu disombongkan kepada guru lain yang belum menjadi guru penggerak.

Karena sejatinya, guru penggerak adalah guru yang dengan segala kemampuan dan kompetensinya memuliakan diri dengan memilih mengambil tanggung jawab untuk menggerakkan guru-guru lainnya.

Bahkan, pada komunitasnya agar tergerak untuk menjadi profesional yang menjadikan ruang kelas bukan sebagai kawah candradimuka tapi sebagai taman yang dalam pengertiannya sebagai ruang atau tempat yang
menyenangkan untuk belajar, mengajar, membelajarkan peserta didik.

Bukan Sekadar Kebanggaan

Gelaran guru penggerak bukan sekadar kebanggaan, tetapi benar-benar dibarengi pembuktian sebagai pendidik dan tenaga kependidikan yang mampu tergerak, bergerak, dan terutama menggerakkan.

Tergerak karena ia berempati. Bergerak karena dia kompeten. Dan menggerakkan karena dia berkemampuan menjadi pemimpin pembelajaran yang menyenangkan.

“Dengan memohon rida Allah Subhanahu Wa ta’ala dan perkenan bapak ibu yang saya muliakan, pendidikan guru penggerak angkatan 9 tahun 2004 saya nyatakan ditutup dengan resmi,” kata Arman Agung.

“Selamat bertugas kepada seluruh calon guru penggerak angkatan 9 yang hari ini resmi menjadi guru penggerak di 23 kabupaten /kota di Sulawesi Selatan,” lanjut Arman.

“Di pundak dan tangan kalian saudaraku, telah dititipkan wajah masa depan negeri ini. Serentak bergerak untuk mewujudkan Mereka Belajar dalam rangka transformasi pendidikan yang lebih berkualitas dan lebih maju,” kata Arman.

Pendekatan Andragogi

Sementara itu, Ketua Pokja PGP BBGP Sulsel, Bahtiar, mengatakan, program ini dirancang menggunakan pendekatan andragogi dan blended learning selama enam bulan.

Desain ini untuk mendukung hasil belajar yang implementatif berbasis lapangan. Oleh karena itu, 70 persen kegiatan berlangsung dalam bentuk on job training.

Guru sebagai peserta PGP harus tetap bertugas mengajar dan menggerakkan komunitas di sekolah. Sementara 20 persen kegiatan dirancang dalam bentuk kegiatan belajar bersama rekan sejawat.

Sedangkan 10 persen lainnya dilakukan dalam bentuk pembelajaran bersama narasumber, fasilitator, dan pendamping.

Seluruh rangkaian pembelajaran pada program PGP fokus utama pada kepemimpinan pembelajaran. Tujuan utamanya, Profil pelajar Pancasila.

2840 Guru Penggerak

Hingga saat ini, lanjut Bahtiar, PGP di Sulawesi Selatan telah meluluskan 2840 guru penggerak, dari angkatan 1 sampai angkatan 8.

PGP angkatan 9 mulai tanggal 16 Agustus 2023 dan berakhir pada tanggal 28 April 2024.

Program PGP angkatan 9 di BBGP Sulsel berlangsung dalam dua model yaitu PGP reguler dan PGP recognisi.

Data awal diluncurkan, PGP untuk Sulawesi Selatan sebanyak 1676 peserta. Rinciannya, PGP reguler 1626 orang berasal dari 23 kabupaten / kota di Provinsi Sulawesi Selatan.

Sedangkan PGP rekognisi sebanyak 50 orang dari tujuh provinsi. Selama masa PGP angkatan 9 langsung terdapat 17 peserta PGP reguler yang tidak melanjutkan dengan berbagai alasan.

Sedangkan untuk PGP rekognisi, seluruh peserta mengikuti sampai selesai. Sehingga pada akhir program PGP angkatan 9 reguler dan rekognisi peserta aktif berjumlah 1662 orang. (mun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *