EDUKASI

Kampus Lorong Makassar Tampil di DPD Award 2025 Lewat Inovasi Kampung Literasi

×

Kampus Lorong Makassar Tampil di DPD Award 2025 Lewat Inovasi Kampung Literasi

Sebarkan artikel ini
DPD Award 2025  

MAKASSARCHANNEL, MAKASSAR — Kampus Lorong, sebuah gerakan pendidikan berbasis komunitas yang berlokasi di Lorong Daeng Jakking, Kelurahan Parang Tambung, Kecamatan Tamalate, terus menunjukkan kiprahnya dalam pembangunan daerah. Rabu 17/9/2025

Melalui inovasi Kampung Literasi, Saddam Musma selaku pembina Kampus Lorong secara aktif mengikuti ajang DPD Award 2025 yang mengangkat tema Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Perempuan.

Mendorong Literasi dari Lorong ke Nasional

Selama empat tahun terakhir, Kampus Lorong secara konsisten menjalankan program literasi yang menyasar anak-anak dan perempuan. Dengan mengusung motto “Bertindak Lokal, Berpikir Global”, gerakan ini mengembangkan potensi masyarakat lorong melalui pendidikan berbasis komunitas. Selain itu, Kampus Lorong juga mendukung program Pemerintah Kota Makassar, yakni Dobrak Literasi: Gerakan Baru Dorong Budaya Membaca.

Mengintegrasikan Kurikulum CAKEP BERDAYA

Kampus Lorong merancang kurikulum CAKEP BERDAYA dengan pendekatan 80% keterampilan praktis dan 20% pengetahuan teoritis. Kurikulum ini secara langsung melibatkan berbagai pihak, seperti:

– Komunitas Anak Pelangi (K-Apel)

– Aruna Ikatuo Indonesia

– Kampus negeri dan swasta

– Pemerintah setempat

Melalui kolaborasi ini, Kampus Lorong memperkuat ekosistem pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan.

Menghadirkan Pengajar Berkualitas Tinggi

Kampus Lorong secara aktif merekrut pengajar dari berbagai latar belakang akademik, mulai dari Magister (S2), Doktor (S3), hingga Profesor. Dengan menggabungkan praktisi berpengalaman dan akademisi, Kampus Lorong menciptakan lingkungan belajar yang holistik dan aplikatif. Para pengajar secara langsung membimbing peserta untuk menghadapi tantangan dunia nyata.

Menjadi Inspirasi Nasional

Saddam Musma menyampaikan harapannya agar inovasi Kampus Lorong dapat menjadi contoh bagi daerah lain, baik di Sulawesi Selatan maupun di seluruh Indonesia. Ia menegaskan bahwa pendidikan berbasis komunitas mampu menciptakan masyarakat yang cerdas, kreatif, dan mandiri.

“Kami memulai dari lorong, tetapi kami berpikir untuk masa depan bangsa. Literasi bukan hanya tentang membaca, tetapi tentang memberdayakan,” ujar Saddam Musma. ***

 

Tinggalkan Balasan