Kesebelas, tidak kalah menariknya adalah mengajak siswa bermain dengan permainan tradisional dengan tujuan mengembalikan nilai nilai luhur budaya yang kian tergerus oleh beragamnya permainan anak yang bersumber dari luar.
Keduabelas, deklarasi Sekolah Ramah Anak/ Madrasah Ramah Anak (SRA/MRA) yang ditandai penandatanganan komitmen bersama serta Pelantikan Tim SRA/ MRA di sekolah masing-masing dan teriakan siap mensukseskan SRA/MRA.
Terakhir, menyanyikan lagu tak gentar untuk mengikat semangat yang telah dikandung badan. Dengan teriakan merdeka dari setiap anak.
Baca Juga :
Bupati Syamsari Obral SK Golkan Abdul Wahab Jadi Kadis Dukcapil, Wibawa Pemerintahan Hilang
Beragam tanggapan positif juga disampaikan oleh kepala sekolah, guru, masyarakat, dan siswa.
“Alhamdulillah ternyata anak semangatnya luar biasa dalam kegiatan belajar di luar kelas dengan berbagai kegiatan ini. Tampak dari binar mata anak-anak kita saat bermain dengan permainan tradisional yang mengandung makna cinta terhadap budaya, yang sudah lama tidak nampak tiba-tiba dideklarasikan kembali. Salut dengan pemilik gagasan yang luar biasa ini,” kata Megawati Kepala MTs IUJ Lereng-lereng, Pinrang, Sulsel, Kamis(7/11/2019).
Terpisah Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kota Parepare Dr. Muh. Idris Usman menyampaikan bahwa “Meski tidak semua terdaftar secara online karena masalah akses namun ribuan anak dari 43 Madrasah semua jenjang di Kota Parepare ikut ambil bagian dalam kampanye sehari belajar di luar kelas.” (kin/rls)