MAKASSARCHANNEL, ENREKANG – Kadis Pendidikan buka Refleksi Akhir Tahun PSP Angkatan 3 Enrekang, Sabtu, 29 Juni 2024 pagi.
Sebanyak 29 peserta mengikuti kegiatan yang berlangsung di SDN 105 Baraka, Enrekang itu. Mereka adalah pengawas sekolah, kepala sekolah, dan guru dari sekolah penggerak. Hadir juga fasilitator dan pendamping.
Selain peserta dari sekolah penggerak di Enrekang, Refleksi Akhir Tahun Program Sekolah Penggerak (PSP) Angkatan 3 di Enrekang ini, hadir juga peserta dari Kabupaten Toraja Utara.
Kepala Dinas Pendidikan Enrekang, Jumurdin SPd MPd, ketika membuka acara tersebut mengatakan, sengaja memilih SDN 105 Baraka sebagai tuan rumah untuk menunjukkan bahwa Enrekang tidak hanya di kota juga ada di pelosok.
Alasannya lainnya menurut Jumurdin adalah, kondisi cuaca di Enrekang yang sering longsor sehingga berpotensi menghambat mobilitas peserta kegiatan.
Apalagi peserta refleksi akhir tahun ini ada juga dari Kabupaten Toraja Utara yang memang berbatasan dengan Enrekang.
Tuan Rumah Bergilir
Khusus di Kabupaten Enrekang, menurut Jumurdin terdapat enam sekolah penggerak. Dinas Pendidikan Kabupaten Enrekang menetapkan, sekolah penggerak itu harus menjadi tuan rumah secara bergilir.
“Kegiatan program sekolah penggerak berikutnya akan berlangsung di Kecamatan Baroko,” kata Jumurdin.
Kadis yang sudah puluhan tahun mengabdi di lingkungan Dinas Pendidikan Enrekang itu mengatakan, Program Sekolah Penggerak ini menjadi program unggulan Dinas Pendidikan Kabupaten Enrekang.
“Saya sudah berjanji siap menjalankan program Kementerian Pendidikan ini ketika berlangsung Rakor di Jakarta, beberapa waktu lalu,” kata Jumurdin.
Dia mengatakan, keputusan untuk memaksimalkan program itu, Dinas Pendidikan Enrekang harus menyiapkan sekolah yang bisa mengimbas kepada sekolah lain.
Dari 36 sekolah dari jenjang PAUD hingga SMP yang bisa mengimbas, menurut Jumurdin, hanya enam yang terpilih. Apalagi, usia kepala sekolah bersangkutan maksimal 50 tahun.
Memang Ada Pembeda
Setelah program sekolah penggerak ini berjalan, lanjut Jumurdin, hasilnya sudah terlihat.
“Ada pembeda antara sekolah penggerak dengan sekolah lainnya,” kata Jumurdin.
Salah satu contohnya, kepala sekolah yang berstatus sekolah penggerak sudah berada di sekolah pukul 07.00 pagi. Ini menjadi teladan bagi sekolah lain.
“Saya berharap sekolah penggerak ini bisa menggerakkan seluruh potensi di sekitarnya,” kata Jumurdin.
Sementara itu, Tri Wijaya Darwis SPd MPd mewakili BBGP Sulsel dalam mengatakan, kegiatan ini berlangsung dalam tiga gelombang di sejumlah kabupaten dan kota.
Program Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, bermula dari SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).
Program Sekolah Penggerak merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya. Program ini akan mengakselerasi sekolah negeri/ swasta di seluruh kondisi sekolah untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju.
Berlangsung Serentak
Di Soppeng, Kabid Ketenagaan Dinas Pendidikan Kabupaten Soppeng Husni membuka refleksi akhir tahun Program Sekolah Penggerak Angkatan 3 tahun 2024 ini.
Sebanyak 32 peserta mengikuti kegiatan tersebut. Selain dari Soppeng, ada juga peserta dari kabupaten tetangga, Kabupaten Barru dan Pangkep.
Aktivitas yang dilakukan oleh peserta yang dibagi menjadi 2 kelas ini menggunakan alur Merdeka yang terdiri atas aktivitas Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Refleksi Terbimbing, Aksi Nyata.
Selain di Kabupaten Enrekang, Refleksi Akhir Tahun PSP Angkatan 3 berlangsung juga di sejumlah kabupaten dan kota di Sulsel.
Kegiatan berlangsung juga di Kabupaten Soppeng, Luwu Utara, Bone, Pangkep Bulukumba, Tana Toraja, Palopo, Luwu Timur, Bantaeng, Gowa, Sidrap, Selayar, Wajo, Sinjai, Takalar, Luwu, Pinrang, Maros, dan Makassar. (bas)