Setelah diverifikasi dan dianggap lengkap dan brrmanfaat, maka model tersebut bisa diadaptasi sesuai kebutuhan daerah melalui koordinas dan kolaborasi dengan diknas setempat.
Sejumlah model, lanjut Pria Gunawan, sudah dikembangkan di beberapa daerah. Khusus model pembelajaran buta aksara, telah dikembangkan di tujuh kabupaten.
“Tahun 2020, baru 13 model yang akan dibedah,” kata Pria Gunawan.
Fungsi kedua BP-PAUD dan Dikmas kata Pria Gunawan adalah pengembangan mutu. Dalam hal pengembangan mutu, BP-PAUD dan Dikmas tidak melakukan akreditasi, tetapi membantu lembaga agar layak diakreditasi.
“Saat ini ada sekitar 8.000 lebih, sehingga perlu percepatan proses akeditasi,” kata Pria Gunawan.
Pengembangan mutu dan pengembangan model menurut Pria Gunawan adalah tugas utama balai.
Baca Juga :
Bupati Takalar Syamsari Kitta Tantang Pemerintah Pusat? Ini Kata Aktivis
Ketiga ketiga adalah fasilitasi. Dalam hal balai memberikn pembinaan dan memfasilitasi daerah, satuan pendidikan, mitra kerja, dan stake holder.
Kepala Sub Bagian Umum BP-PAUD dan Dikmas Sulsel Safrullah S.Sos MM melaporkan, kegiatan berlangsung sehari, dimulai pukul 11.00 dan erakhir pukul 21.00.
Usai pembukaan, Plt Kabag Perencanaan dan Penganggaran Dikmas, Eru Ahmad Suratman memberi pengarahan dan menjelaskan kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas tahun 2019.
Dikatakan, peserta workshop akan menerima materi antara lain dari Direktorat PAUD dan Dikmas Kemendibud, Kejati Sulsel, dan tim teknis DAK PAUD dan Dikmas. (har)