Ruko tempat terjadinya insiden dugaan pengancaman terhadap Sya’ban. (Foto : Ist)
MAKASSARCHANNEL.COM – Awal pekan ini, isu penganiayaan terhadap seorang jurnalis tabloid Bidik News di Toko Bintang, ramai diperbicangkan. Bahkan menjadi berita utama di beberapa media online. Dugaan penganiayaan yang dilakukan Willem terhadap jurnalis bernama Sya’ban Sartono, terjadi di dalam Toko Bintang Jl Veteran Selatan Makassar, Sabtu, (25/4/2020).
Dikabarkan, Sya’ban Sartono hadir di tempat itu untuk meliput kunjungan tim Satpol PP Kota Makassar mengamankan Perwali tentang PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Insiden yang dialami Sya’ban terjadi Tim Satpol PP sudah meninggalkan tempat. Peristiwanya pun terjadi di dalam Ruang Servis HP di samping kanan Toko Bintang yang disebut-sebut dilakukan teknisi di ruang service dan beberapa warga setempat.
Salah seorang Satpam bernama Risma yang ditemui media ini, di lokasi kejadian, Rabu (29/4/2020), menuturkan, sekitar 30 menit setelah Tim Satpol PP pergi, datang seorang lelaki yang belakangan baru ketahui bernama Sya’ban dan mengaku sebagai jurnalis.
Risma bertutur, awalnya, Sya’ban memvideokan bagian luar bangunan, kemudian masuk ke dalam ruangan. Tindakan itu yang memicu reaksi teknisi di service HP dan warga. Mereka meminta semua gambar yang telah direkam dihapus sebelum yang bersangkutan meninggalkan tempat.
Ketika mendengar ribut-ribut itu, Risma mengaku, baru datang untuk mengamankan suasana. Saat itulah, Sya’ban minta dipertemukan dengan pimpinan kantor yang direspon Risma dengan menelepon pimpinannya. “Hanya saja, bapak baru tiba di tempat sekitar dua jam kemudian,” kata Risma.
Berita Terkait :
Kapolda Sulsel Ajak Masyarakat Patuhi Anjuran Pemerintah Terkait Covid-19
Pimpinan yang dimaksud Risma adalah Willem. Saat Willem tiba di tempat, barulah Sya’ban memperkenalkan diri sebagai wartawan dengan memperlihatkan kartu persnya.
Menurut Risma, andai sejak awal Sya’ban memperkenalkan diri sebagai jurnalis atau mengenakan atribut seperti layaknya wartawan yang sedang melakukan tugasnya dan minta izin kepada mereka yang bertugas di kantor tersebut untuk mengambil gambar tidak muncul kesalahpahaman.
Tentang dugaan penganiyaan terhadap Sya’ban setelah Willem tiba di tempat, Risma memastikan, “Saya tidak mendengar suara ancaman dan juga tidak melihat adanya penganiayaan.”