Berikut ini klarifikasi lengkap Muzakir Manaf:
Saya Muzakir Manaf selaku Ketua PA dan KPA menyatakan sebagai berikut:
1.Bahwa menyatakan saya tentang referendum tidak… (satu kata tidak jelas terdengar pengucapannya) rakyat Aceh saya lakukan hal tersebut secara spontan kebetulan pada event peringatan haul meninggalnya Teungku Hasan Muhammad Ditiro.
2.Saya menyadari rakyat Aceh saat ini cinta damai dan pro-NKRI.
3.Saya berharap Aceh ke depan harus lebih maju membangun provinsi Aceh dalam bingkai NKRI.
4.Hal-hal lain yang menurut saya belum sesuai pasca-MoU Helsinki akan saya buat… (satu kata tidak jelas terdengar pengucapannya) sendiri guna menuntaskan semua butir-butir MoU Helsinki ke depan.
Pidato Muzakir terkait referendum itu viral di media sosial. Pria yang akrab disapa Mualem ini menyampaikan pidato saat memperingati sembilan tahun wafatnya Wali Neugara Aceh, Paduka Yang Mulia Tgk Muhammad Hasan Ditiro. Acara digelar di Banda Aceh pada Senin (27/5/2019) malam.
Baca Juga :
Muhammadiyah Luncurkan Gerakan 1000 Pengusaha Muda di Sulsel
Acara haul ini dihadiri sejumlah pejabat di Aceh dan mantan kombatan GAM. Dalam sambutannya, Mualem mengaku Indonesia saat ini sudah di ambang kehancuran.
“Alhamdulillah, kita melihat pada masa ini, bahwa negara kita Indonesia, keadilan entah ke mana dan demokrasi entah ke mana. Jadi kita sama-sama melihat Indonesia di ambang kehancuran dari segi apa saja. Kita ikut merasa sedih melihat keadaannya. Itu sebabnya, Pak Pangdam saya minta maaf, Aceh mungkin ke depan lebih baik kita minta referendum saja,” kata Mualem disambut tepuk tangan tamu undangan. (sar)