MAKASSARCHANNEL, MAKASSAR – Ketua Komunitas Arung Sejarah Sawerigading (Komunitas Sawerigading), Idwar Anwar, mengatakan, jika tak mendapat perhatian, kebudayaan akan hilang tanpa jejak.
“Tak ada gunanya sebuah kebudayaan yang besar, tetapi tidak mendapat perhatian dari masyarakat pendukungnya sendiri, utamanya dari generasi muda. Jika hal ini terjadi, maka lambat laun, sebuah kebudayaan akan hilang dengan sendirinya tanpa jejak. Atau bahkan tertelan dan hilang dalam kebudayaan dunia,” kata Idwar Anwar dalam Seminar dan Tour Literasi Objek Pemajuan Kebudayaan (OKP) di Fort Rotterdam, Sabtu (9/9/2023).
Dalam seminar yang ratusan peserta dari beberagai perguruan tinggi dan sekolah negeri se Kota Makassar hadir pula sebagai pembicara Dr Ajiep Padindang SE MM dan Dr Suriadi Mappangara MHum dimoderatori Ketua Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin Dr Ilham MHum.
Edo, sapaan akrab Idwar Anwar mengatakan, kegiatan itu merupakan bantuan pemerintah melalui Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX.
Karena itu, Idwar menambahkan, Komunitas Sawerigading memilih tema kegiatan Membangun Generasi Muda yang Tangguh Berbasis Budaya Lokal Melalui Pemajuan Kebudayaan Menuju Indonesia Emas 2045.
“Hal ini penting agar generasi muda mampu memahami pentingnya Pemajuan Kebudayaan dalam membangun bangsa berbasis nilai-nilai budaya lokal menuju Indonesia Emas 2045, dapat memahami berbagai khazanah kebudayaan dan nilai-nilai budaya yang ada di Makassar, khususnya yang terkandung dalam Objek Pemajuan Kebudayaan, supaya dapat menumbuhkan/membangkitkan kesadaran, kecintaan dan kepedulian generasi muda terhadap nilai-nilai budaya, khususnya terkait Objek Pemajuan Kebudayaan,” katanya.
Hal yang tak kalah penting lainnya, sebut Idwar, dalam kegiatan ini akan muncul ide-ide kreatif dalam memanfaatkan Objek Pemajuan Kebudayaan yang dapat membangkitkan ekonomi kreatif untuk meningkatkan kesejahteraan.
“Saya berharap setelah kegiatan ini, peserta dapat memahami setelah melihat langsung Objek Pamajuan Kebudayaan yang merupakan bagian terpenting dalam perjalanan panjang bangsa Indonesia. Bangsa kita tidak muncul begitu saja, namun mengalami proses panjang, termasuk dalam hal kebudayaan. Bangsa Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan memiliki ribuan turunan dari OPK yang harus mendapat perhatian masyarakat, khususnya generasi muda,” katanya.
Dikatakan pula, saat ini pemerintah melalui Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) sedang memaksimalkan upaya pemajuan kebudayaan, salah satunya terkait Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) yang harus disosialiasikan kepada generasi muda.
“Dalam upaya ini, Komunitas Arung Sejarah Budaya Sawerigading mendapatkan kepercayaan untuk melaksanakan kegiatan ini melalui pengajuan proposal yang kompetitif (Hibah Bersaing),” ungkap Idwar melalui rilis yang diterima media ini.
Oleh karenanya, Idwar menjelaskan, generasi muda sebagai penerus masa depan bangsa harus ikut terlibat dalam agenda-agenda Pemajuan Kebudayaan untuk membangun bangsa berbasis nilai-nilai budaya lokal menuju Indonesia Emas 2045.
Generasi muda, lanjut Edo, harus mampu mengaktualisasikan nilai-nilai budaya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui agenda-agenda Pemajuan Kebudayaan, sehingga akan menumbuhkan/membangkitkan kepedulian kesadaran, kecintaan dan kepedulian generasi muda akan berbagai khazanah kebudayaan terutama nilai-nilai budaya lokal, khususnya terkait Objek Pemajuan Kebudayaan.
Selain itu, jelas Idwar, generasi Muda mampu memanfaatkan Objek Pemajuan Kebudayaan dengan ide-ide kreatif yang dapat membangkitkan ekonomi kreatif untuk meningkatkan kesejahteraan.
“Bahkan sesungguhnya, generasi muda saat ini seharusnya mampu membuat sejarahnya sendiri yang diwariskan kepada generasi masa depan. Kebudayaan masa lalu yang kita dapatkan hari ini, seharusnya dipahami dan kembangkan untuk kelansungan hidup. Sebab nilai dasar atau hakikat kebudayaan adalah sesuatu yang dinamis, dengan demikian tentunya akan terus mengalami perubahan sepanjang hidup manusia di muka bumi,” harap Edo. (gus)