MAKASSARCHANNEL, KUALA LUMPUR – Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan, keputusan Pemerintah Malaysia memperketat kontrol perbatasan di tengah kekhawatiran lonjakan kasus Covid-19 bukan mendiskriminasi negara mana pun, termasuk Cina.
Dia mengatakan, kesehatan masyarakat menjadi perhatian utama pemerintah dan tidak akan tergantikan oleh pariwisata atau pertumbuhan ekonomi.
“Kami telah mengambil sikap untuk tidak mendiskriminasi negara mana pun, karena jika kami melihat tingkat infeksi yang dikatakan mengenai Cina, kami tahu bahwa jumlah kematian di Amerika Serikat karena Covid-19 tinggi, dan negara lain juga.
Kami mengambil langkah-langkah ini untuk menyelamatkan warga kami. Siapa pun yang masuk harus diawasi dan tunduk pada ketentuan yang sama,” kata Anwar dalam jumpa pers usai rapat kabinet mingguan di kantornya di Kuala Lumpur, Rabu (4/1/2023).
Di tengah kekhawatiran atas meningkatnya kasus Covid-19 di Cina, sejumlah negara ermasuk Amerika Serikat dan Korea Selatan telah memperketat kedatangan turis asing, khususnya pelancong dari Negeri Tirai Bambu.
Berita Terkait :
Pengadilan Malaysia Vonis Istri Mantan PM Malaysia 20 Tahun Penjara
Kementerian Kesehatan Malaysia, tanggal 30 Desember 2022, mengumumkan semua turis yang masuk Malaysia harus menjalani pemeriksaan suhu tubuh. Jika ditemukan demam, bergejala atau yang menyatakan sendiri gejalanya, akan dikirim ke pusat karantina atau ke otoritas kesehatan untuk pemeriksaan lanjutan.
Selain itu, mereka yang pernah ke Cina dalam 14 hari terakhir setelah kedatangan harus menjalani tes RTK-Ag (tes antigen cepat). Sampel ini, kemudian dikirim untuk pengujian genom jika ditemukan positif Covid-19.