MAKASSARCHANNEL, PAREPARE – Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan menggelar festival Aksara Lontara, Sabtu (17/12/2022), di Balai Ainun Habibie, Kota Parepare.
Festival ini digelar selama 3 hari sejak tanggal 17 hingga 19 Desember 2022.
Kegiatan diawali penampilan Tari Jeppeng oleh Sanggar Melati Parepare, disusul sambutan Ketua Pelaksana Syahrani Said, dilanjutkan sambutan Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Sulsel
Festival Aksara Lontara bertema Satu Budaya, Satu Bahasa yang berarti kerekatan antara bahasa dan budaya adalah sesuatu yang tak dapat berdiri sendiri. Meskipun ada banyak suku dan bahasa di Sulawesi Selatan, suku Bugis menjadi fokus program karena komunitasnya yang paling besar di Sulawesi Selatan.
Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Sulsel, Rahmat, mengatakan, “Dompet Dhuafa mengadakan program kebudayaan karena budaya adalah kekayaan umat yang tak ternilai, dia juga menyambung perkataannya bahwa melalui aksara Lontara lah pemuka agama terdahulu melakukan syiar Islam secara meluas.”
Dikatakan, Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan merancang dan melaksanakan program yang bertalian dengan pelestarian aksara Lontara di antaranya program Sikola Lontara, Prakarya Kaligrafi Lontara, dan Lomba-lomba.
Berita Terkait :
Dompet Dhuafa Raih ASR Kategori Filantropi Layanan Terbaik
Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Parepare, Arifuddin Idris, mengapresiasi program Aksara Lontara yang sangat mendukung beberapa program pemerintah.
Dikatakan, Festival Aksara Lontara ini sebagai momentum dalam model pembelajaran yang menyenangkan, seperti melalui pendekatan kaligrafi untuk peserta didik, tak hanya duduk diam dan mendengarkan guru mata pelajaran yang sangat pedagogi.
Program Aksara Lontara berlangsung sejak Februari 2022 dengan mengadakan Sikola Lontara selama empat bulan. Hasil akhirnya, peserta bisa membuat tulisan Lontara Kutika yang berisikan tentang hari-hari baik yang mengikuti hitungan kalender tahun hijriyah.
Kemudian program dilanjutan dengan kolaborasi bersama Sekolah Menengah Pertama pada kelas Prakarya Kaligrafi Lontara, sebanyak 326 karya dari peserta kaligrafi Lontara berhasil dikumpulkan dari berbagai siswa dari sekolah berbeda dan di pamerkan pada Festival Aksara Lontara.
Panitia mengklaim, Festival Aksara Lontara dihadiri 80 tamu yang terdiri dari kepala sekolah dan guru yang tergabung dalam Ikatan Guru Bahasa Daerah (IGBD), mahasiswa dan pelajar.
Setelah pembukaan, dilanjutkan lomba mewarnai tingkat TK/PAUD se-Kota Parepare bersamaan dengan lomba cipta baca puisi tingkat sekolah dasar (SD), tingkat SMP, menyanyi solo lagu daerah, lomba menukis cerita berbahasa bugis dan diaog kebudayaan bertema Revitalisasi Aksara Lontara Melalui Pendekatan Seni.
Festival Aksara Lontara berkolaboratori dengan IGBD, Interaksi Book, Kolabook, Sanggar Melati dan Animasi IAIN. Kegiatan ini diharapkan mampu memantik banyak pihak untuk berkolaborasi dan turut menjadi pelaku pelestari bahasa dan aksara bugis secara kongkrit. (her)