MAKASSARCHANNEL, MAKASSAR – Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Makassar Divisi Sosialisasi Pendidikan Pendidikan Pemilih Partisipasi Masyarakat dan Sumber Daya Manusia, Endang Sari, menyebut tingkat partisipasi masyarakat Makassar dalam pemilihan sangat buruk.
Hal tersebut diungkapkan Endang Sari saat menjadi pemantik pada diskusi Literasi Media bertema Media Meliput Pemilu di Kafe Baca Jl Adhyaksa No 2 Panakkukang, Makassar, Sabtu (3/9/2022).
Ini merupakan Literasi Media chapter 3 yang diprakarsai oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Jurnalis Online Indonesia (JOIN) Sulawesi Selatan.
Endang Sari mengatakan, masyarakat yang berpartisipasi dalam pemilihan umum terakhir, kurang dari 60 persen. Artinya, 40 persen lebih warga tidak peduli dengan pemilihan umum. Mereka golput, tidak menggunakan hak pilihnya. Angka itu lebih rendah dibandingkan target nasional 77 persen lebih.
Tentang sebaran pemilih yang kurang peduli terhadap pemilihan kepala daerah di Makassar, Endang mengatakan, yang terendah Kecamatan Wajo, disusul Ende, Daya, dan Masalle.
Endang juga menyoroti politik uang yang menyebabkan terjadinya polarisasi masyarakat yang sangat kuat karena beda pilihan.
Tonton Videonya :
https://www.youtube.com/watch?v=VsxCdNUGlTU
Komisional KPU Makassar ini, sukses memancing peserta untuk berinteraksi, khususnya terkait politik uang dan rendahnya partisipasi pemilih berdasarkan data yang dipegang.
Tentang jumlah pemilih yang memiliki hak suara pada Pemilu Serentak 2024, yang akan digelar Oktober 2024, Endang Sari mengatakan, “Per Agustus 2022 sebanyak 902.847 orang. Mereka tersebar 153 kelurahan dan 15 kecamatan.
Endang Sari selaku pemantik diskusi, sukses memancing gairah para peserta untuk bertanya, apalagi ketika memaparkan maraknya politik uang dan rendahnya partisipasi pemilih berdasarkan data yang dipegang.
Pegiat literasi, Rusdin Tompo, yang tampil sebagai penyanding dalam diskusi itu memberikan bocoran terkait modus-modus dalam Pemilu serta peran media dalam pesta demokrasi.
Sedikitnya ada enam penanya dari ragam profesi, di antaranya; Ani Hasan wartawati dari Bone, Hendra Susanto wartawan dari Gowa, Ishakim (sastrawan), Zulkarnain Hamson (wartawan dan akademisi) dan Fikram (mahasiswa). (re)