MAKASSARCHANNEL.COM – Forum Sastra Indonesia Timur (Fosait) menggelar diskusi di Kafe Baca Jl Adhyaksa No 2 Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (15/1/2022), membahas puisi Pada Sebuah Reuni karya Aslan Abidin. Diskusi ini berlangsung dinamis diwarnai banyak canda, khas para peminat sastra.
Hadir dalam diskusi yang dimoderatori Dr Ram Prapanca itu antara lain; Yudhistira Sukatanya, Dr Suradi Yasil dari Sulbar, Anwar Nasyaruddin, Bahar Merdu, Is Hakim, Muhammad Amir Jaya, Andi Wanua Tangke, Tri Astoto Kodarie, Andi Ruhban, Badaruddin Amir, Idwar Anwar, Rusdin Tompo, Syahril Daeng Nassa, Rahman Rumuday, Fadli A Nasif, Agus K Saputra, Asnawin, dan beberapa mahasiswa, serta sejumlah peminat sastra.
Kritikus sastra kelahiran Bulukumba, Mahrus Andis, dalam prolognya mengapresiasi diskusi ini dan menyebutnya kegiatan intelek. Alasannya, puisi yang dibicarakan adalah karya Aslan Abidin, penyair Indonesia dan dosen Ilmu Sastra di perguruan tinggi. Apatah lagi, puisi Pada Sebuah Reuni ini pernah dimuat di majalah sastra Horison, edisi khusus 55 tahun Horison.
Mahrus Andis mengaku, berulang kali membaca puisi itu sekira sepekan lamanya sebelum diskusi, namun belum dapat menangkap “pesan pasti” yang disampaikan sang penyair lewat bait-bait puisinya itu.
Meski demikian, mantan birokrat di Pemerintahan Kabuaten Bulukumba ini mengakui, bahwa moral puisi karya Aslan Abidin itu sangat jelas. Yaitu tentang suasana empiris yang dirasakan penyiar pada reuni di suatu sekolah menengah atas.
Tonton Vidonya :
https://www.youtube.com/watch?v=VaHUwnHF7Wg
Tetapi intensitas suasana itu perlu ditarik ke ranah inklusivitas supaya pembaca memahami secara arif, apakah ia satire, rekontemplasi, atau sungguh-sungguh ekspresi penyesalan masa silam.
Mahrus Andis mengakui, puisi Pada Sebuah Reuni itu dibangun dengan unsur-unsur puitika yang utuh. Diksi, pengimajian, kata konkret, majas, rima, dan tipografi kompak membangun struktur kalimat dan bait-bait yang rapi dalam bahasa yang indah.