PERINGATAN ulang tahunnya yang ke-11 menjadi panggung bagi Komunitas Anak Pelangi (A-Pel), menjadi panggung pertunjukan berbagi cinta. Nyaris semua elemen warga di lorong itu, terlibat, menyatu dalam kebersamaan. Tanpa pamrih. Gelak tawa mewarnai hajatan itu hingga di pengujung acara.
Dari anak-anak, remaja, ibu rumah tangga, hingga nenek-nenek berbaur ambil bagian. Tengoklah, ketika lima nenek-nenek tampil bersama mendendangkan lagu Battu rate ma ri bulang sembari meliukkan tubuh mereka. Meski gerakannya tak seluwes lagi semasa remaja, mereka tetap menikmati aksinya. Mempertontonkan kemampuannya, meski kadang geraknya tak seirama, mereka tetap tersenyum. Benar-benar menghibur.
Persembahan puisi dua bahasa mendominasi acara itu. Dari anak-anak yang sementara dalam proses belajar hingga seniman yang sudah matang dan memiliki banyak jam terbang di banyak panggung. Ada yang membacakan puisi sendiri ada pula yang membawakan puisi ciptaan seniman lain.
Di tengah acara bertajuk Lahirkan Generasi JULEHAH yang Berbudaya dan Ramah Terhadap Lingkungan yang berlangsung di Lorong 8 Jalan Daeng Jakking, Parang Tambung, Makassar, Minggu (26/9/2021) itu, founder Komunitas Anak Pelangi, Rahman Rumaday, dikerjain kerabatnya. Jurnalis online yang sudah kerap berkunjung dan telaha menjadi bagian dari komunitas itu.
Arwan Daeng Awing, sang jurnalis yang senantiasa mengulum senyum itu, juga menunjukkan kebolehannya melantunkan puisi yang diciptakan di lokasi acara, hanya beberapa jam sebelum hajatan dimulai. Judulnya, sangat menggoda, Anda Kapan Saudaraku?
Karena puisi itu diciptakan khusus untuk Bang Maman, sapaan akrab Rahman Rumaday, maka sebelum membacakan puisinya, Daeng Awing mengundang pria berkata mata yang dalam waktu dekat akan meluncurkan bukunya berjudul Maharku: Pedang dan Kain Kafan itu naik ke panggung.
Dengan gaya khasnya, Daeng Awing membacakan puisi bernada menggugah sekaligus menggugat itu yang isinya mengena langsung kepada Bang Maman yang hanya bisa tertawa di atas dipanggung dikerjai sahabatnya. Aplaus penonton pun bersahutan ditingkahi seloroh menggoda Bang Maman.
Tonton Videonya :
www.youtube.com/watch?v=SUYVUDFaSIU&t=225s
“Tuhan telah menciptakan pelangi untuk mewarnai langit, dan Tuhan menciptakan wanita untuk mewarnai perjalanan hidupmu,” begitu salah satu petikan puisi Arwan Daeng Awing yang menggugah sekaligus menggugat Bang Maman.
Andai saja, Daeng Awing jeli, puisi gugatannya terhadap Bang Maman bakal terjawab langsung di atas panggung bertabur cinta itu. Busana adat berwarna terang yang kenakan Bang Maman sesungguhnya bukan tanpa maksud. Hanya saja, niat itu belum bisa diwujudkan.
Sejatinya, Bang Maman sudah ingin menuntaskan gugatan Daeng Awing di puncak acara ulang tahun kesebelas Komunitas Anak Pelangi yang didirikannya, namun pemilik alam dan semesta raya ini berkehendak lain.
Mau tau apa niat mulia Bang Maman di balik busana warna emas berpadu merah tegas itu? Tunggu tanggal mainnya di arena yang lain. Karena Komunitas Anak Pelangi akan tetap menabur dan berbagi cinta terhadap sesama. Bukan hanya di lorong Daeng Jakking dan Lorong Daeng Muda, tetapi akan menyinggahi hati banyak warga di lorong-lorong lainnya.
Selaras dengan tiga kekuatan utama yang dimiliki komunitas ini di bidang pendidikan dan pemberdayaan, Komunitas Anak Pelangi akan terus tumbuh dan berkembang menabur cinta berlandaskan keikhlasan, semangat, dan kekompakan yang sudah dibuktikan dalam hajatan yang berlangsung dari pagi hingga menjelang sore hari itu.
Bang Maman yakin, wadah yang digagasnya sebelas tahun silam itu akan terus berkembang. Bahkan, tema yang dipilih di hari jadinya tahun ini adalah Lahirkan Generasi JULEHAH yang Berbudaya dan Ramah Terhadap Lingkungan. K-Apel ingin anak-anak binannya menjadi juara sekaligus saleh dan salehah yang dirangkum dalam akronim JULEHAH.
“Anak-anak K-Apel itu, harus ramah terhadap teman dan lingkungannya. Pendekatan budaya dilakukan karena memberi semangat dan menyatukan orang-orang. Jadi kalau mau juara dan sholeh-sholehah, datanglah ke K-Apel,” kata Bang Maman.
Bak gayung bersambut, keinginan Bang Maman direspon positif Lurah Parang Tambung, Isvan Qadar Djachrir, S.STP, yang hadir berbaur bersama warga di acara itu.
Lurah yang mengaku sudah bertugas di tiga kelurahan berbeda di Makassar itu mengatakan, setiap kali diundang di acara K-Apel, selalu kagum, karena ada hal-hal baru, menarik, dan berbeda yang dilakukan oleh komunitas yang berlokasi hanya sepelemparan batu dari kantornya.
“Saya promosikan Lorong Daeng Jakking. Karena kegiatan-kegiatan yang dilakukan K-Apel sudah mencakup semua, yakni ramah anak, religius, literasi, isu lingkungan, kuliner, dan wisata,” puji Isvan, yang menilai semangat merupakan nyawa K-Apel.
Isvan pun mengaku, langsung ingat K-Apel saat presentasi di hadapan tim ahli Wali Kota Makassar tentang lorong wisata. Apalagi, Pemerintah Kota Makassar menargetkan 5000 lorong akan jadi destinasi wisata kota.
Ketua K-Apel, Rezky Amelia Syafiin, yang bergabung dengan komunitas itu sejak masih di SMA mengungkapkan, kegiatan yang dilakukan K-Apel selama ini dijalankan ibu-ibu dan anak-anak. Mereka kompak, semangat, dan ikhlas berbuat untuk kebaikan bersama.
“Ke Lorong Daeng Jakking pergi mengaji. Mengajinya setiap hari Selasa. Selamat ulang tahun Komunitas Anak Pelangi. Jangan lupa terus berbagi cinta,” kata mantan Duta Baca Sulsel itu berpantun di pengujung sambutannya.***
Rusdy Embas, Pemimpin Redaksi MAKASSARCHANNEL.COM
#komuntasanakpelangi #k-apel #parangtambung #lorongdaengjakking #lorongdaengmuda