“Hewan kurban untuk kebutuhan Iduladha di wilayah Sulawesi Tenggara merupakan hasil peternakan lokal masyarakat. Untuk melakukan Quality Control kami datangi langsung seluruh lokasi sapi dari mulai Kendari, Konawe, Konawe Selatan, Bombana, Kolaka, Kolaka Timur, Bombana, dan wilayah lainnya. Bahkan, sampai ke Pulau Muna sebagai salah satu pemasok sapi terbaik,” ujar Usman.
Dari hasil Quality Control yang dilakukan, angka penyebaran wabah PMK di Sulawesi Tenggara masih terbilang kecil dibandingkan wilayah lainnya. Kunci dari keberhasilan para peternak di Sultra karena tradisi berternak yang sudah ada sejak lama dengan cara melepas liarkan sapi mereka di hutan maupun padang rumput.
Para peternak di Sulawesi Tenggara punya keunikan tersendiri, walaupun mereka membebaskan sapinya berkeliaran akan tetapi tidak ada satu pun yang tertukar ataupun hilang.
Berita Terkait :
Cegah Penyebaran PMK, Dompet Dhuafa Gandeng Peternak Lokal
“Salah satu keunikan dari para peternak di Sulawesi Utara bisa dilihat dari cara mereka melepas liarkan sapi-sapinya di hutan maupun padang rumput. Karena dilepas liarkan, sapi-sapi ini jarang berinteraksi dengan manusia dan potensi penularan PMK mengecil. Namun, risikonya saat melakukan Quality Control kita agak sulit melakukan pengecekan karena sapinya liar,” katanya.
Tetapi saat pemiliknya memanggil dengan panggilan tertentu, sapi-sapi mereka akan datang mendekat dari tengah hutan maupun padang rumput. Uniknya, hanya pemilik yang mampu mendekati dan menyentuh sapi tersebut. Ketika ada orang asing mendekat mereka akan lari karena jarang berinteraksi dengan manusia kecuali pemiliknya.
“Ini menjadi tantangan tersendiri bagi tim Quality Control Dompet Dhuafa yang datang ke lokasi. Karena itulah KolaborAksi antara peternak dan tim Dompet Dhuafa sangat dibutuhkan untuk menyukseskan agenda Quality Control di wilayah Sulawesi Tenggara,” katanya. (bas)













