MAKASSARCHANNEL.COM – Aktivitas kehidupan di lorong yang penuh dinamika layak menjadi ide penulisan buku. Baik tentang dunia anak-anak ataupun kegiatan ibu-ibu rumah tangga.
Hal tersebut mengemuka dalam diskusi bertema Buku, Lorong, dan Kota di Lorong Daeng Jakking, Kelurahan Parangtambung, Kecamatan Tamalate, Sabtu (6/11/2021).
Diskusi diadakan oleh Komunitas Anak Pelangi (K-Apel), Anak Pelangi Institut, dan Komunitas Puisi (KoPi) Makassar, dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun ke-414 Makassar.
Ide diskusi ini dari buku Green Tea dan Bunga karya Rahman Rumaday, founder Komunitas Anak Pelangi. Ada tiga tema bahasan dalam buku yang ditulis berdasarkan postingan-postingan di medsos ini, yakni spiritualitas, cinta, dan kepedulian. Di dalamnya,dibahas pula aktivitas K-Apel.
Bang Maman, sapaan akrab Rahman Rumaday, mengaku berani membukukan tulisannya karena mendapat motivasi. Itu pula alasannya, sehingga diskusi dilakukan, agar ibu-ibu lorong mau menuangkan pengalamannya. Peserta kegiatan memang didominasi oleh ibu-ibu binaan K-Apel.
Berita Terkait :
11 Tahun Komunitas Anak Pelangi Berbagi Cinta
Selain Bang Maman sebagai pemantik diskusi, hadir akademisi dan penulis Dr Fadli Andi Natsif, penulis buku dan pegiat literasi Rusdin Tompo, serta pegiat sosial dan relawan Think Survive Nurul Septiani. Kegiatan dipandu oleh Suriati Tubi, yang dikenal sebagai penggerak lorong.
Nurul Septiani, menilai dalam buku Green Tea dan Bunga, penulis mendorong dan menggugah kita untuk bertindak. Bukan sekadar berpikir tapi harus ada tindakan nyata untuk melakukan perubahan.
“Penulis mengingatkan kita bahwa sebagai makhluk sosial, kita saling tergantung dan saling membutuhkan. Tergambar dari materi tulisannya yang banyak membahas tentang silaturahmi, tolong-menolong, kepedulian, dan keberpihakan,” katanya.