Lagi asyik menikmati dentingan suara gitar Iwan Fals, telepon berdering lagi. Ternyata dari seorang sahabat yang berprofesi sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara) di Pemkab Takalar.
Dia membuka percakapan dengan kalimat yang menggoda, “Kenapa menelepon Bung, karena saya tau Wartawan itu matanya lebih tajam dari burung elang dan penciumannya lebih bagus dari anjing pelacak.”
Baca Juga :
Ina Kartika Sari Ketua DPRD Sulsel
Belum sempat menjawab dia lanjutkan celotehnya, “Kalau Bung perhatikan keadaan Rujab Bupati Takalar saat ini, mulai redup, jika tak ingin mengatakan kehilangan auranya. Terlihat angker mirip ‘kuburan’ karena penghuninya jarang berada di rumah. Kesan yang muncul, masyarakat menjauh dari Rujab. Bahkan, mengambil jarak dari pemimpinnya.”
Kondisi ini diperparah setelah salah satu bangunan simbol pemersatu rakyat Butta Panrannuangku, yakni Baruga Kareang Bainea di Jl Jenderal Sudirman yang letaknya nyaris berhadapan dengan Rujab Bupati. Bangunan di Kalabbirang, Pattallassang, dan pernah menjadi kebanggan itu sudah diratakan dengan tanah, akhir tahun lalu.
Sejenak saya membatin tentang sahabat yang sementara bercakap melalui saluran telepon ini. Suatu ketika dia menceritakan pesan bapaknya yang mengatakan, “Jangan karena sebuah jabatan, engkau mengelap sepatu pimpinanmu, karena kalau sudah bersih dan mengkilap, maka engkaulah yang duluan ditendang. Mengapa? Karena engkau yang paling dekat dengan kaki bos.”
Terpisah, salah satu ASN lainnya melalui telepon, Rabu (9/10/2019) mengatakan, “Bapak bupati menerima tamu penting di Rujab, kalau tamu biasa diterima di kolong Balla Lompoa persis di belakang Rujab. Mungkin karena itulah rujab nampak sepi.”