BBGP Sulsel Gelar Pelatihan Dan Pendampingan Pemanfaatan Buku Bacaan Bermutu

Balai Besar Guru Penggerak, BBGP Sulsel gelar pelatihan dan pendampingan pemanfaatan buku bacaan bermutu selama dua hari.

MAKASSARCHANNEL.COMBalai Besar Guru Penggerak, BBGP Sulsel gelar pelatihan dan pendampingan pemanfaatan buku bacaan bermutu selama dua hari.

Kegiatan tersebut berlangsung tanggal 20 dan 21 Juli 2024 serentak di tiga kabupaten/ kota masing-masing di Kabupaten Pinrang, Kota Makassar, dan Palopo.

Sebanyak 300 guru SD dari satuan pendidikan mengikuti pengembangan kompetensi berkelanjutan melalui pelatihan dan pendampingan pemanfaatan buku bacaan bermutu ini.

Guru yang hadir dalam pelatihan ini dari satuan pendidikan penerima bantuan hibah buku dari Ditjen GTK Kemendikbudristek tahun 2023.

Di Makassar 166 peserta dari 44 sekolah mengikuti pelatihan tersebut. Di Palopo 46 guru dari 23 sekolah juga hadir.

Sedangkan di Kabupaten Pinrang, sebanyak 88 guru sekolah dasar dari 44 sekolah hadir dalam pelatihan tersebut.

Kawal Program Prioritas

Harapannya, program ini berkontribusi mengawal program prioritas Kemdikbudristek, khususnya Program Merdeka Belajar Episode ke-23 yaitu Buku Bacaan Bermutu Untuk Literasi Indonesia.

Sebanyak 12 fasilitator Litnum Sulsel yang telah lulus TOT yang dilaksanakan Ditjen GTK beberapa waktu lalu, mendampingi peserta pelatihan.

Peneyelenggara peltihan menyiapkan luaran pelatihan ini menjadi guru pendamping literasi dan numerasi di sekolah masing-masing.

GTK berharap program hibah buku bacaan bermutu ke satuan pendidikan dapat berkontribusi meningkatkan mutu pendidikan.

Itu bisa terwujud dengan mempersiapkan guru-guru mengambil bagian penting pada program ini sebagai aktor transformasi.

Sebab peningkatan literasi dan numerasi tanpa dukungan guru berkompetensi memadai akan melalui jalan terjal.

Mengutip laman kemdikbud.go.id, Mendikbudristek berharap guru-guru dan pustakawan sekolah memahami kegunaan dan kebermanfaatan buku, sehingga tak ada buku yang menumpuk di perpustakaan karena tidak dimanfaatkan.

Terobosan dalam program pengiriman buku ini dirancang berdasarkan situasi di lapangan yang harus segera ditangani.

Darurat Literasi

Berdasarkan hasil Asesmen Nasional (AN) tahun 2021, Indonesia saat ini mengalami darurat literasi, yakni satu dari dua peserta didik jenjang SD sampai SMA belum mencapai kompetensi minimum literasi.

Hasil tersebut konsisten dengan hasil Programme for International Student Assessment (PISA) selama 20 tahun terakhir yang menunjukkan bahwa skor literasi anak-anak Indonesia masih rendah dan belum meningkat secara signifikan.

“Kemampuan literasi peserta didik Indonesia masih berada di bawah rata-rata kemampuan literasi peserta didik di negara-negara Organization for Economic Cooperation and Development (OECD),” kata Mendikbudristek.

Fakta lain yang ditunjukkan dari hasil AN adalah terdapat kesenjangan pada kompetensi literasi.

Mendikbudristek mengungkapkan, masih banyak sekolah, terutama yang berada di kawasan 3T dengan peringkat literasi dan numerasi berada pada level satu atau sangat rendah.

“Sekolah-sekolah yang berada di level satu dan di daerah terluar, tertinggal, dan terdepan ini membutuhkan intervensi khusus, sehingga kami menjadikannya sebagai satuan pendidikan penerima buku bacaan bermutu pada program pengiriman buku ini,” jelas Mendikbudristek.

Peningkatan kompetensi literasi tidak dapat dilakukan hanya dengan mengirimkan buku ke sekolah tanpa pendampingan.

Untuk itu, pada program kali ini Kemendikbudristek memfasilitasi sekolah dengan pelatihan dan pendampingan agar buku yang dikirimkan dapat dimanfaatkan secara tepat.

“Pendekatan ini, sudah terbukti mampu meningkatkan kompetensi literasi peserta didik,” kata Mendikbudristek.

Tingkatkan Nilai Literasi Siswa

Menurut penelitian dengan responden siswa kelas 1 sampai dengan 3 SD, pelatihan yang menyertai pengiriman buku bacaan meningkatkan nilai literasi siswa sebanyak 8 persen pada kemampuan membaca dan 9 persen pada kemampuan mendengar.

Lebih dari itu, salah satu fokus utama dalam meningkatkan literasi adalah pemilahan buku yang tepat.

“Buku bacaan yang kami kirimkan ke sekolah melalui program ini terdiri dari buku-buku yang berperan sebagai jendela, pintu geser, dan cermin bagi pembaca anak,” ujar Mendikbudristek.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *