Arab Saudi Ultimatum Israel

Arab Saudi Ultimatum Israel terkait terkait rencana negara Yahudi itu serang Kota Rafah di Jalur Gaza Palestina

MAKASSARCHANNEL, RIYADH – Kerajaan Arab Saudi ultimatum Israel terkait rencana negara Yahudi itu menyerang Kota Rafah di Jalur Gaza Palestina.

Kementerian Luar Negeri Saudi memperingatkan dampak sangat berbahaya dari gempuran Israel ke Rafah.

Kota ini merupakan wilayah terakhir bagi ratusan ribu warga Palestina di Gaza berlindung sejak agresi brutal Zionis, 7 Oktober lalu.

Dalam pernyataan yang diunggah di X, Saudi menolak upaya Israel sengaja mengusir warga Palestina dari rumah mereka di Gaza. Sehingga Arab Saudi ultimatum Israel.

Gencatan Senjata

Arab Saudi juga menegaskan kembali seruan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Israel terus melakukan pelanggaran terhadap hukum internasional dan hukum humaniter internasional sehingga perlu segera menggelar rapat Dewan Keamanan PBB.

Arab Saudi ultimatum Israel jika serangan ke Kota Rafah karena akan menyebabkan kemanusiaan.

Pelanggaran Hukum Internasional

Pelanggaran yang terus berlanjut terhadap hukum internasional dan hukum humaniter internasional ini menegaskan perlunya segera menggelar rapat Dewan Keamanan PBB.

“Setiap orang yang mendukung agresi Israel harus memikul tanggung jawab,” bunyi pernyat aan Arab Saudi dikutip Al Jazeera, Sabtu (10/2/2024).

Korban tewas agresi brutal Israel ke Palestina yang berlangsung sejak 7 Oktober hampir tembus 28 ribu orang per Sabtu (10/2/2023).

Lebih dari 70 persen korban tewas itu anak-anak dan perempuan. Serangan Israel selama empat melukai 67.459 lebih warga Palestina.

Operasi Baru

Meski sudah berjatuhan korban, Perdana Menteri Netanyahu menegaskan pasukan Israel bakal melancarkan operasi baru menargetkan Kota Rafah.

Kamis (9/2/2024), Netanyahu mengatakan tentara Israel akan segera masuk ke Kota Rafah, benteng terakhir Hamas.

Netanyahu juga memerintahkan tentaranya mengevakuasi warga sipil dari Rafah untuk menghindari gempuran dari militernya.

“Di sisi lain, jelas bahwa operasi besar-besaran di Rafah memerlukan evakuasi warga sipil dari zona pertempuran,” kata Netanyahu melansir CNN.

Evakuasi Penduduk

“Itulah sebabnya Perdana Menteri mengarahkan IDF dan lembaga pertahanan menyampaikan kepada Kabinet rencana ganda evakuasi penduduk dan pembubaran batalion” katanya.

Israel belum mampu menduduki Rafa. PBB menyebutkan 1,3 juta lebih warga Palestina mengungsi ke Rafah imbas peperangan dari utara dan tengah Gaza. (bas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *