Air Mata Palestina

Direktur SIT Ikhtiar Unhas, Masita Dasa, tetiba terisak, saat berbicara tentang bangsa Palestina. Saya menyebut, itu air mata Palestina.

Direktur Sekolah Islam Terpadu Ikhtiar Unhas, Masita Dasa, tetiba terisak, saat berbicara tentang derita bangsa Palestina. Saya menyebut itu, air mata Palestina.

Masita Dasa mengusap matanya yang tampak berkaca-kaca, ketika membincang Palestina, di salah ruang kelas Sekolah Islam Terpadu (SIT) Ikhtiar Makassar, selepas Salat Magrib.

Wawancara dengan Masita Dasa itu berlangsung usai buka puasa bersama murid Sekolah Islam Terpadu yang berlokasi di bekas Kampus Unhas Baraya di Jalan Sunu, Makassar.

Sejak sore menjelang senja, Senin (14/10/2024), murid SIT Ikhtiar dari berbagai jenjang pendidikan berkumpul di halaman sekolah. Duduk melantai beralaskan karpet menanti saat berbuka puasa.

Masita Dasa menjelaskan, salah satu program sekolah Islam terpadu tersebut adalah melakukan puasa tiga hari dalam sebulan di luar bulan Ramadan.

Meski program hanya puasa tiga hari, namun dalam praktiknya, murid-murid sudah membiasakan diri melakukan puasa rutin setiap hari Senin dan Kamis.

“Anak-anak sudah terbiasa berpuasa Senin dan Kamis. Mereka terlihat menikmati ibadah puasa itu,” kata Masita.

Satu Tahun Genosida

Buka puasa bersama kali ini dirangkaikan penggalangan dana menandai Satu Tahun Genosida Negara Zionis itu di Bumi Palestina.

“Penggalangan dana yang kami lakukan ini, bukan pertama kalinya. Ini kegiatan yang kesekian kalinya,” ungkap Masita.

Tindakan itu menurut Masita, untuk memberikan pemahaman kepada siswa bahwa Islam itu satu.

“Di mana saja berada, kita tetap satu termasuk di Palestina. Kedukaan mereka itu juga kedukaan kita,” tutur Masita.

Upaya itu merupakan dukungan kepada warga Palestina dalam bentuk penggalangan dana, sekaligus mengajarkan ke siswa untuk tidak menggunakan produk dari Israel.

“Saya selalu terenyuh jika mengingat penderitaan mereka di Palestina. Anak-anak di sana, sulit untuk kita bayangkan,” kata Direktur SIT Ikhtiar itu.

Dia mengatakan, “Kita harusnya dapat belajar dari Palestina tentang ketabahan dan kesabaran mereka menghadapi kebiadan Israel.”

“Kita Islam ini banyak, akan tetapi banyak juga yang tidak peduli. Kita lihat negara-negara Arab banyak yang justru membantu Israel,” ucap Masita.

Masita yakin, Palestina akan menang dan kedamaian di Timur Tengah bisa tercapai. Itu hanya soal waktu saja.

Terkumpul Rp20 Juta Lebih

Dalam hitungan jam, penggalangan dana menandai Satu Tahun Genosida di Palestina, itu terkumpul donasi dari murid SIT Ikhtiar sebesar Rp20.343.000.

Setelah tim dari Rumah Zakat menghitung, dana yang terkumpul di lapangan SIT Ikhtiar Unhas, Senin tanggal 14 Oktober 2024 sebesar Rp20.343.000.

“Alhamdulillah, setelah dari tim kita menghitung ternyata dalam sehari terkumpul dana sebesar 20 juta lebih. Itu kemungkinan masih bisa bertambah seiring orang tua siswa yang begitu antusias untuk memberikan donasi ke Palestina,” kata Representatif Manager Rumah Zakat Sulsel, Amir.

Dia menambahkan, “Kita saksikan, para siswa yang telah menerima amplop untuk donasi, begitu antusias membawa amplop untuk dikumpulkan di kotak donasi Rumah Zakat. Tentu ini adalah hal yang sangat menggembirakan bagi rakyat Palestina.”

Di momen itu, Representatif Manager Rumah Zakat Sulsel, Amir ST, menyerahkan penghargaan kepada SIT Ikhtiar Unhas.

Penghargaan itu sebagai simpati Rumah Zakat terhadap SIT Ikhtiar yang sangat peduli terhadap perjuangan bangsa Palestina.

“Apalagi setelah mendengarkan komentar dari Direktur SIT Ikhtiar Unhas Masita Dasa yang menyampaikan bahwa kegiatan pengumpulan donasi untuk Palestina, bukan hal pertama yang mereka lakukan dan ini merupakan budaya di sekolah mereka untuk memupuk semangat empati kepada saudara mereka yang ada di Gaza Palestina,” tambah Amir.

“Semoga sumbangan atau donasi dari siswa dan orang tua SIT Ikhtiar Unhas mendapat berkah dari Allah SWT dan semoga dapat meringankan beban saudara-saudara kita di Palestina yang dalam setahun terakhir ini terancam di genosida leh Israel. Semoga Palestina dapat terlepas dari belenggu penjajahan Israel sehingga dapat menciptakan kedamaian di Timur Tengah,” lanjut Amir.

Urun Rembuk Kemerdekaan Palestina

Sebelumnya, Rumah Zakat mengajak donatur, mitra, komunitas, dan media massa di Makassar mendiskusikan kemerdekaan Palestina dalam acara bertema Urun Rembuk Kemerdekaan Palestina.

Kegiatan ini yang berlangsung, Jumat (11/10/2024) itu untuk berbagi gagasan mengenai strategi untuk mendukung terwujudnya kemerdekaan Palestina.

CEO Rumah Zakat Irvan Nugraha mengatakan, sudah 76 tahun Israel menjajah Palestina. Total korban jiwa sejak 1948 hingga 2023 mencapai lebih dari 100.000 orang.

“Rumah Zakat mendukung langkah-langkah Pemerintah Republik Indonesia menyuarakan untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina,” ungkap CEO Rumah Zakat Irvan Nugraha.

Kolaborasi

Sejak tragedi genosida dan blokade Israel pada 7 Oktober 2023, Rumah Zakat sebagai lembaga amil zakat dan kemanusiaan terus berkolaborasi dengan masyarakat serta pemerintah Indonesia mendistribusikan bantuan kemanusiaan untuk Palestina.

Hingga September 2024, Rumah Zakat telah mendistribusikan bantuan kepada 838.643 penerima manfaat di Gaza.

Bantuan itu berupa makanan, air bersih, obat-obatan, pakaian, hingga daging qurban.

“Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dari para donatur yang telah mengamanahkan dana zakat, infak, dan sedekahnya untuk membantu Palestina,” tutur Irvan.

Amir mengatakan, bagi yang ingin berdonasi untuk bangsa Palestina, dapat mengirim ke rekening Bank Sulselbar Syariah 510261.0000072404 atas nama Rumah Zakat.***

*) Muhammad Rusdy Embas, Pemimpin Redaksi MAKASSARCHANNEL.COM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *