Foto: GettyImages
MAKASSARCHANNEL.COM – WhatsApp didukung oleh induknya Facebook, memperkarakan NSO Group ke pengadilan karena perusahaan asal Israel itu dituding bertanggungjawab membuat software mata-mata atau spyware yang mampu membaca pesan terkirim di WhatsApp.
Serangan yang ditujukan terutama pada aktivis, pejabat sampai jurnalis itu dilancarkan, Mei silam. Setelah dianalisis, WhatsApp meyakini spyware yang ditanamkan ke ponsel hanya dengan panggilan video, didalangi oleh NSO Group.
“Sekarang, setelah beberapa bulan investigasi, kami bisa mengatakan siapa yang berada di balik serangan ini. Kami telah mendaftarkan komplain ke pengadilan federal yang menjelaskan apa yang teradi dan menghubungkan intrusi itu pada perusahaan teknologi internasional yang disebut NSO Group,” sebut Head of WhatsApp, Chris Cathcart.
NSO Group menyediakan spyware yang disebut sebagai Pegasus itu ke pihak tertentu, misalnya pemerintah dan menyatakan tujuannya baik, yaitu menangkal kejahatan dan terorisme. Apapun itu, WhatsApp sudah mengakui aplikasinya telah diserang.
Pertanyaannya adalah, apa pengguna WhatsApp kebanyakan patut merasa khawatir? Pengamat keamanan mengatakan tak perlu takut.
Baca Juga :
Ribuan Buruh Kepung Kantor Kemenaker Tuntut UMP Naik 15 Persen
“Ini ketakutan berlebihan. Masalah ini ramai karena jumlah pengguna WhatsApp yang sangat banyak dan kesannya celah keamanannya sangat seram,” kata Alfons Tanujaya, ahli keamanan cyber dari Vaksincom ketika menanggapi serangan tersebut belum lama ini.
“Secara teknis memang seram kalau kita cuma ditelepon lalu bisa disusupi spyware. Tapi itu tools mata-mata. Pegasus Finfisher. Sasarannya bukan orang awam,” jelas Alfons dilansir detikfinance.