MAKASSARCHANNEL, BEIRUT – Milisi di Lebanon Hizbullah, menolak usulan Amerika Serikat menarik pasukan dari perbatasan Israel.
Sikap Hizbullah itu terungkap setelah utusan AS, Amos Hochstein, dan perwakilan Lebanon berunding di Beirut, pekan lalu. Milisi ini tak dilibatkan dalam pembicaraan tersebut.
Tiga pejabat Lebanon mengatakan, usulan di pertemuan itu mencakup deeskalasi di perbatasan, tarik pasukan dari perbatasan sejauh 7 km.
Pejabat senior di Lebanon mengatakan, Hizbullah menolak gagasan AS dan menganggap ide itu tak realistis.
Hizbullah berkomitmen akan terus menembakkan roket ke Israel sampai gencatan senjata penuh terlaksana.
Meski menolak usulan AS, Hizbullah siap terbuka untuk berunding wilayah yang disengketakan di perbatasan jika agresi di Gaza berakhir.
Baca Juga : Iran Bilang Jika Konflik Gaza Meluas Israel Akan Musnah
“Setelah perang di Gaza, kami siap mendukung perunding Lebanon mengubah ancaman menjadi peluang,” kata pejabat senior Hizbullah, dikutip Reuters.
Menanggapi respons Hizbullah, juru bicara pemerintah Israel Eylon Levy mengatakan “masih ada peluang diplomatik” untuk mengusir Hizbullah dari perbatasan.
Terpisah, Hochstein juga berharap Israel dan Lebanon, termasuk di perbatasan bisa hidup aman dan damai.
Israel melancarkan agresi ke Palestina sejak 7 Oktober. Mereka juga mendeklarasikan perang melawan Hamas.
Tak lama setelah itu, Hizbullah menyerang wilayah Israel. Mereka mengklaim akan membantu saudaranya Hamas hingga pasukan Zionis angkat kaki dari Palestina.
Tindakan Hizbullah itu direspons oleh Israel dengan serangan besar-besaran. Salah satu gempuran mereka mengenai personel tentara nasional Lebanon. (bas)