Kepala SMAN 5 Makassar Minta Guru Kawal Penerapan Pelaksanaan P5

MAKASSARCHANNEL, MAKASSAR – Siswa – siswi kelas X dan kelas XI SMAN 5 Makassar selesai mengikuti pengenalan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Kurikulum Merdeka.

Pengenalan P5 yang berlangsung dua bulan (September hingga November 2023) itu ditutup oleh masing-masing fasilitator, Rabu (14/11/2023).

Selama pengenalan program, masing-masing kelas mengusung tema berbeda. Kelas X memilih tema Hidup Berkelanjutan dan Kearifan Lokal, sedangkan siswa kelas XI mengusung tema Pesta Demokrasi.

Terkait selesainya pengenalan P5 tersebut, Kepala SMAN 5 Makassar Dr Sudirman Kadir SPd MM, mengklaim, pengenalan P5 sudah berjalan baik. Kendati demikian, masih perlu lebih ditingkatkan lagi dan wajib diterapkan atau diaplikasikan di lapangan dengan melibatkan semua guru.

Sudirman Kadir mengingatkan pentingnya semua guru berkomitmen kuat dalam mengawal implemetasi P5 dengan penuh tanggung jawab.

Dia juga mengatakan, perlu diturunkan assesmen tentang persiapan siswa dengan mengedepankan keinginan anak didik. Bahkan perlu dibuatkan dalam bentuk modul.

Seperti diketahui, program tersebut bertujuan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari isu-isu penting di sekitar. P5 diterapkan dalam Kurikulum Merdeka untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila kepada pelajar Indonesia.

Sebagai tambahan informasi, P5 merupakan pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar. Proyek ini dilakukan untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam profil Pelajar Pancasila.

Berdasarkan Kemendikbudristek No.56/M/2022, P5 ini adalah kegiatan kokurikuler berbasis proyek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi. Juga sebagai upaya mewujudkan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan.

Penerapan P5 ini didasarkan pada kebutuhan masyarakat atau permasalahan di lingkungan satuan pendidikan. Artinya, para pelajar diajak untuk belajar dari lingkungan sekitarnya.

Dengan demikian, pelajar diberi kesempatan untuk mengalami pengetahuan. Filosofinya, anak-anak harus didekatkan hidupnya kepada kehidupan rakyat agar mereka tidak hanya memiliki pengetahuan saja, tapi bisa mengalaminya sendiri.

Dalam kegiatan ini, peserta didik berkesempatan mempelajari tema-tema atau isu penting sekitar. Beberapa contohnya seperti isu perubahan iklim, anti radikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi.

Hal tersebut diimplementasikan agar peserta didik dapat melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut sesuai tahapan belajar dan kebutuhannya. Ini juga menjadi sarana belajar yang mendorong peserta didik berperilaku kompeten, berkarakter, dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai pancasila.

Profil pelajar Pancasila yang hendak diwujudkan melelui program ini adalah; beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, serta kreatif.

Ini menunjukkan bahwa profil pelajar Pancasila tidak hanya fokus pada kemampuan kognitif saja. Tetapi juga sikap dan perilaku sesuai jati diri sebagai bangsa Indonesia dan warga dunia.

Demikian informasi yang diperoleh media ini dari guru SMAN 5 Makassar Sadrianah SPdi. (re)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *