MAKASSARCHANNEL, KUALALUMPUR– Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim berbincang dengan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh, Senin (16/10/2023), di tengah perang antara kelompok milisi ini dan militer Israel masih berkobar.
Pernyataan dukungan Perdana Menteri Anwar itu disampaikan ketika berlangsung pembicaraan dengan Ismail Haniyeh melalui telepon.
“Untuk mengekspresikan dukungan Malaysia terhadap masyarakat Palestina,” kata dia, dikutip X Selasa, (17/10/2023).
Selain membahas situasi di Gaza, PM Anwar juga menyuarakan agar koridor kemanusiaan di Rafah segera dibentuk dan pengeboman Israel dihentikan.
“Penting juga bagi Israel untuk meninggalkan komitmen mereka terhadap politik perampasan. Segera melakukan gencatan senjata dengan Hamas dan benar-benar mengupayakan resolusi damai untuk mengakhiri konflik yang sedang berlangsung,” ujar Anwar.
PM Malaysia itu lantas menegaskan bahwa penting memprioritaskan individu yang terdampak krisis ini.
Di kesempatan tersebut, Anwar juga mengatakan Malaysia berkomitmen memberi bantuan kemanusiaan khususnya dalam bentuk makanan dan obat-obatan yang dibutuhkan warga sipil yang terdampak.
Anwar sebelumnya juga menegaskan posisi Malaysia. Ia tak mengikuti langkah negara Barat yang mengecam Hamas.
“Saya katakan bahwa kami, sebagai sebuah kebijakan, punya hubungan dengan Hamas dari sebelumnya dan hubungan ini akan terus berlanjut,” kata Anwar.
Ia kemudian berujar, “Karena itu, kami tidak setuju dengan sikap menekan mereka [negara-negara Barat], karena Hamas juga menang di Gaza melalui pemilihan umum dan warga Gaza memilih mereka untuk memimpin.”
Belakangan ini, situasi di Gaza menjadi sorotan karena pasukan Israel dan milisi Hamas terus berperang sejak 7 Oktober.
Israel bahkan sempat mengultimatum ke warga Gaza untuk pindah karena mereka akan melancarkan serangan besar-besaran ke wilayah kekuasaan Hamas.
Namun, sejumlah komunitas dan organisasi internasional mengecam seruan tersebut. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahkan menyebut jika eksodus itu terjadi akan memicu bencana manusia.
Sebelum seruan itu muncul, Israel juga sempat mengumumkan bahwa mereka memblokade total Jalur Gaza. Pasukan Israel melarang bantuan makanan, air, bahan bakar minyak, dan logistik lain masuk ke Gaza. (bas)